18 April 2025

Get In Touch

Waspada Hepatitis Akut, DPRD Jatim Minta Masyarakat Jaga Kesehatan

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih. (ufi)
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih. (ufi)

SURABAYA (Lenteratoday) – Seiring dengan kewaspadaan terhadap hepatitis akut, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih menggarapkan supaya masyarakat tetap menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.

“Salah satunya juga bisa dengan Germas (Gerakan Masy Sehat) diperkuat. Saya rasa sama dengan apa yang disampaikan Bu Gubernur,” kata Hikmah, Jumat (6/5/2022).

Selain itu, politis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta jaringan RS sampai ke bawah untuk siaga dalam melakukan tracing dan layanan kesehatan. Hal ini sebagai antisipasi jika memang ada masyarakat yang bergejala serupa dengan gejala yang ditimbulkan dari hepatitis akut.

Dia juga menandaskan bahwa saat ini Pemprov Jatim kini tengah mewaspadai kejadian kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui etiologinya atau penyebabnya. Kementerian Kesehatan juga sudah mengeluarkan surat edaran nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang belum  Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022 lalu.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mempublikasikan tentang KLB Hepatitis jenis ini pada 15 April 2022. Publikasi dimuat setelah Inggris Raya melaporkan adanya peningkatan kasus signifikan pada pasien hepatitis di mana tak ditemukannya virus A-E dalam penelitian laboratorium.

Barulah kemudian pada akhir April, kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya ini menyerang Indonesia. Tercatat, ada tiga pasien anak yang meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Menurut Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) per 4 Mei 2022, di Jatim sendiri saat ini sudah terdeteksi  114 kasus terduga Sindrom Jaundice Akut yang tersebar di  beberapa kab/kota. Berdasarkan data yang ada, penyakit ini tidak menyerang kelompok umur spesifik meski cenderung mengalami kenaikan jumlah pada minggu ke-14 hingga ke-17.

Sebagai informasi, per 21 April 2022, tercatat ada 169 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya. Kasus-kasus tersebut berasal dari 12 negara yang mayoritas berada di Benua Eropa.

Negara-negara tersebut adalah Inggris dengan 114 kasus, Spanyol dengan 13 kasus, Israel dengan 12 kasus, Amerika Serikat dengan 9 kasus, Denmark dengan 6 kasus, dan Irlandia dengan kurang dari 5 kasus.

Sementara itu, Belanda dan Italia masing-masing melaporkan 4 kasus, di mana Perancis dan Norwegia masing-masing 2 kasus. Sedangkan, Romania dan Belgia baru mencatat 1 kasus.

Ke-169 kasus tersebut terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak atau sekitar 10% dari total pasien membutuhkan transplantasi hati.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga meminta pada semua orang, baik anak kecil maupun dewasa, harus punya awareness akan bahaya penyakit ini. “Kita juga wajib gercep melihat gejalanya. Karena semakin cepat ditangani, peluang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semakin besar," ujar Khofifah.

Mantan Menteri Sosial RI itu menyebut, gejala klinis dari Hepatitis akut ini antara lain nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati. Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus. Meski begitu, ia mengingatkan agar tidak lengah jika ada warga  masyarakat yang mengalami demam.

"Tetap cuci tangan dengan sabun, memakan makanan bersih dan sehat, menjaga jarak, serta hindari menggunakan fasilitas atau barang yang sudah digunakan orang lain. Kira-kira hampir sama seperti saat kita prokes untuk menjaga diri dari covid-19," kata gubernur perempuan pertama Jatim itu. (*)

Reporter : Lutfiyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.