30 April 2025

Get In Touch

Long Covid 19 Penyebab Hepatitis Akut? Ini Jawaban Satgas IDI

Ilustrasi Hepatitis akut.
Ilustrasi Hepatitis akut.

JAKARTA (Lenteratoday) – Adanya dugaan keterkaitan hepatitis akut dengan Covid 19, dibantah pihak IDI. Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban pun memaparkan sejumlah bukti bahwa Long Covid-19 bukanlah penyebab penyakit hepatitis akut yang saat ini melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Long Covid merupakan kondisi seorang penyintas Covid-19 yang masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa gejala Long Covid yang umum dialami seperti kelelahan, sesak nafas, nyeri dada, dan jantung terasa berdebar-debar. Gejala ini bisa menetap 4-5 pekan bahkan sampai beberapa bulan.

"Long Covid sebabkan hepatitis misterius? Tidak. Pasien-pasiennya justru sehat," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Minggu (8/5). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.

Zubairi melanjutkan, dari sembilan anak yang terpapar hepatitis misterius di Alabama, tak satu pun dari mereka yang memiliki riwayat infeksi Covid-19. Ia juga menyebutkan sejumlah data sementara ini menunjukkan bahwa angka kejadian Long Covid pada anak jarang terjadi.

Ia sekaligus menegaskan bahwa hepatitis misterius yang kebanyakan menyasar usia anak-anak ini tidak terkait dengan pemberian vaksin Covid-19. Ia melanjutkan, berdasarkan data sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius justru belum menerima vaksinasi Covid-19.

"Di Indonesia, dari tiga kasus, semuanya diketahui negatif Covid-19 dan satu komorbid," kata dia.

Lebih lanjut, Zubairi membeberkan dua gejala paling umum yang terjadi pada korban hepatitis misterius. Sebagian besar anak-anak yang terpapar hepatitis misterius, menurutnya mengalami masalah gastrointestinal dan diikuti penyakit kuning. Sebagian anak juga dilaporkan tidak mengalami demam.

Namun demikian, Zubairi mengingatkan bahwa penyelidikan penyakit hepatitis misterius ini masih terus dilakukan, termasuk indikasi yang diakibatkan kemungkinan virus SARS-CoV-2 atau perubahan genom Adenovirus.

"Penyakit kuning dan muntah jadi gejala paling umum dari anak-anak yang terkena," ujar Zubairi.

Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai negara melaporkan hepatitis misterius. Sekitar 200 anak dan remaja di berbagai dunia dikabarkan mengidap penyakit ini. Hingga saat ini, ada empat kasus kematian di dunia terkait penyakit ini. Sebanyak tiga kasus di antaranya berada di Jakarta.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga meminta masyarakat melapor jika mengalami gejala hepatitis misterius. Kemenkes saat ini mengaku tengah melakukan investigasi usai tiga kasus kematian di Jakarta. Laporan masyarakat dapat membantu pemerintah dalam investigasi itu.

Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.