09 April 2025

Get In Touch

Pemimpin Dunia Kecam Penembakan Wartawati Al-Jazeera Oleh Israel

Pasukan Israel menembak mati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di daerah pendudukan Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina (aljazeera.com)
Pasukan Israel menembak mati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di daerah pendudukan Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina (aljazeera.com)

JAKARTA (Lenteratoday) -Para pemimpin dunia menyerukan penyelidikan penuh, independen dan transparan atas pembunuhan wartawati Al-Jazeera Shireen Abu Akleh oleh tentara Israel. Mereka menuntut agar pelaku penembakan diadili.

Adapun, wartawati senior yang menjadi ikon peliputan konflik di Palestina itu ditembak oleh pasukan Israel saat melakukan pekerjaannya di Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Peristiwa tragis itu memicu kemarahan dari Uni Eropa, PBB hingga para pemimpin dari Palestina, Qatar, Afghanistan, Mesir, Iran, Pakistan, China serta sejumlah negara lainnya.

Uni Eropa mendesak penyelidikan independen, sedangkan Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengaku terkejut dan meminta tentara Israel tersebut harus bertanggung jawab.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut kematian Abu Akleh sangat mengerikan dan menyerukan penyelidikan yang transparan. Dia mengatakan melindungi warga negara dan jurnalis Amerika Serikat adalah prioritas tertinggi negara. Gedung Putih juga menyerukan penyelidikan menyeluruh.

"Kami sangat sedih dan mengutuk keras pembunuhan jurnalis Amerika Serikkat Shireen Abu Akleh di Tepi Barat," kata Ned Price, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (12/5/2022).

Dia menegaskan, investigasi harus segera dan menyeluruh. Menurutnya, kematian Abu Akleh merupakan penghinaan terhadap kebebasan pers di seluruh dunia.

Hal yang sama juga disampaikan Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides dan juru bicara Uni Eropa untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Luis Miguel Bueno.

Kecaman dan tuntutan yang sama juga disampaikan oleh sejumlah organisasi wartawan dunia termasuk International Federation of Journalists dan Reporters Without Borders.

Saksi mata bicara

Wartawan Al Jazeera lainnya, Ali Samoudi, juga terluka setelah ditembak di bagian punggung. Dia sekarang dalam kondisi stabil dan mengatakan bahwa tidak ada pejuang Palestina yang hadir ketika wartawan itu ditembak. Dia secara langsung membantah pernyataan Israel yang merujuk kemungkinan itu.

"Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting," kata Samoudi seperti dikutip Aljzeera.com, Rabu (11/5/2022).

Dia mengatakan, bahwa peluru pertama mengenai dirinya dan peluru kedua mengenai Shireen. Tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian.

Shatha Hanaysha, seorang jurnalis Palestina yang hadir di sebelah Abu Akleh ketika dia ditembak, juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada konfrontasi antara pejuang Palestina dan tentara Israel.

Dia mengatakan bahwa kelompok jurnalis memang telah menjadi sasaran.

"Kami empat orang wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm," kata Hanaysha.

Dikatakan, tentara Israel tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan.

"Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan. Tentara tetap menembak untuk membunuh," sebagaimana dikutip Bisnis.

Kondisi saat  kematian Abu Akleh masih diteliti, tetapi video insiden menunjukkan bahwa dia ditembak di kepala, kata Nida Ibrahim dari Al Jazeera (*)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.