27 April 2025

Get In Touch

Pemkot Kediri Buka 3 Saluran Khusus Pengaduan Kasus PMK

Pemkot kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serius mengantisipasi penyakit kuku dan mulut.
Pemkot kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serius mengantisipasi penyakit kuku dan mulut.

KEDIRI (Lenteratoday) - Kendati belum ditemukan kasus hewan ternak di Kota Kediri yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Pemkot kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serius mengantisipasinya. DKPP sudah menyiapkan layanan 3 ‘Hotline Servirce’ di tiap kecamatan.

Hal ini sebagai bukti kesungguhan pencegahan virus PMK masuk menjangkit hewan ternak di Kota Kediri. Untuk wilayah Kecamatan Mojoroto dapat menghubungi drh. Pujiono (081335641546), Kecamatan Kota, drh. Yunus (085736421732) dan wilayah Kecamatan Pesantren, drh. Ilham (08123249648).

Setelah sebelumnya melakukan sidak di pasar hewan, Jumat (13/5/22) DatranKPP menjalin koordinasi dengan para peternak, pedagang dan penjagal hewan ternak di Kota Kediri. Berlokasi di kantor DKPP, Mohammad Ridwan, Kepala DKPP meminta supaya meningkatkan kewaspadaan.

“Walaupun di Kota Kediri belum ditemukan kasus PMK, namun kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan supaya virus tersebut tidak sampai masuk ke Kota Kediri, terlebih saat ini di Jawa Timur tercatat sudah ada 1.600 kasus,” ungkap Ridwan, Jumat (13/5/2022).

Lebih lanjut, Ridwan mengatakan, potensi bahaya PMK tidak terlalu signifikan, namun penyebarannya sangat cepat. “Jika dalam satu kandang ada yang terinfeksi, maka semua akan ketularan,” imbuhnya.

“Saat ini kami telah menyiagakan petugas-petugas seperti dokter hewan selalu memantau kondisi hewan ternak. Terutama yang ada di pasar, sebab berdasarkan kasus yang pernah ditemukan di daerah lain, potensi penyebaran paling signifikan adalah di pasar,” tandasnya.

Sementara itu, dokter hewan penaanggung jawab hotline Kecamatan Kota, drh. Pujiono mengungkapkan gejala-gejala yang mungkin timbul pada hewan yang terjangkit PMK. Diantaranya demam tinggi (39-41 derajat Celcius); hipersalivasi dan berbusa; sebagian ada luka lepuh di lidah dan di mukosa rongga mulut; pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku pada beberapa ekor sapi; tidak mau makan; sulit berdiri (gemetar) dan napas cepat.

“PMK ini dapat menyerang hewan yang bercirikan berkuku genap/belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa dan sejenisnya serta beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope, menjangan, jerapah, dan gajah,” terang drh. Pujiono.

Meski demikian pihaknya menegaskan PMK ini tidak berbahaya untuk manusia bahkan daging hewan yang terinfeksi PMK ini pun tidak masalah untuk dikonsumsi. “PMK ini hanya menular ke sesama hewan dan tidak menular ke manusia,” imbuhnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa virus ini memiliki kelangsungan hidup lebih lama jika berada di iklim yang sangat dingin, apabila ada bahan organik dan jika terlindung dari sinar matahari. “Jadi ada baiknya sirkulasi di kandang ini harus bagus. Karena sebenarnya virus ini tidak akan bertahan lama jika terkena cahaya matahari secara langsung,” terangnya. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.