22 April 2025

Get In Touch

Begini Cerita Perjalanan Ning Nida Berhasil Menjuarai Lomba MHQ Internasional di Rusia

Dewi Yukha Nida atau Ning Nida disambut langsung oleh Bupati Trenggalek dan jajarannya di Ruang Paringgitan Pendopo Manggala Praja Nugraha, Trenggalek, Selasa (24/5).
Dewi Yukha Nida atau Ning Nida disambut langsung oleh Bupati Trenggalek dan jajarannya di Ruang Paringgitan Pendopo Manggala Praja Nugraha, Trenggalek, Selasa (24/5).

TRENGGALEK (Lenteratoday) - Pulang menjuarai Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) the 4th Holy Qur'an Recitation Competition di Rusia, Dewi Yukha Nida atau yang akrab disapa Ning Nida disambut langsung oleh Bupati Trenggalek dan jajarannya di Ruang Paringgitan Pendopo Manggala Praja Nugraha, Trenggalek, Selasa (24/5).

Kepada Bupati Trenggalek, perempuan ini menceritakan bagaimana awalnya dia ikut kejuaraan ini hingga bisa menjuarai kompetisi International tersebut.

Dikirim menjadi delegasi Indonesia dalam kejuaraan ini, bukanlah suatu kebetulan. Dirinya diberangkatkan karena mengantongi tiket kejuaraan di tingkat nasional. "Bisa dikirim menjadi peserta MHQ internasional di Rusia karena tiket kejuaraan di tingkat nasional," ungkap perempuan itu.

Pada MTQ Nasional tahun 2020 di Padang, Ning Nida berhasil menjuarai tafsir bahasa arab. Kejuaraan internasional ini bukan kali pertama baginya, sebelumnya pihaknya tercatat sudah 2 kali dikirim dalam lomba yang sama.

Pertama di Jordania, Ning Nida masuk 5 besar dan waktu itu disuruh membaca Al Quran di depan menteri dan pembesar kerajaan. Kesempatan ke-2 di Dubai tahun 2019 dan masuk finalis. "Ketiga di Rusia ini, alhamdulillah berkat barokah dan doa kita semua saya diberikan kemudahan, kelancaran dan kesehatan," ujarnya.

Keajaiban dirasa oleh perempuan ini, karena bisa kuat menghadapi perlombaan dengan hasil yang maksimal. Ning Nida tak menyangka tubuhnya kuat menempuh perjalanan 24 jam, cuaca yang dingin dan makan tidak pakai nasi. "Dalam perlombaan kondisinya kuat dan sehat, ini anugerah yang sangat luar biasa," lanjutnya.

Yang lebih membanggakan baginya berhasil mengalahkan wakil dari Ingris yang merupakan juara saat Kompetisi di Dubai 2019 lampau. Pada waktu itu pesertanya 70 negara, karena perhelatan yang megah dan peserta yang tampil harus lolos seleksi terlebih dahulu.

Karena menjadi juara 1, Ning Nida mendapatkan penghargaan  dari Presiden dari Kazakhstan. Senangnya lagi, tempat yang ditinggali juara MHQ itu di saat perlombaan mayoritas penduduknya muslim. Tercatat lebih 60% penduduk disana muslim.

Lebih lanjut ning nida menambahkan perjuangan yang dijalaninya tidaklah instan, "saya memulainya dari 0, mulai dari tidak bisa apa-apa. Menghafal Al Qur'an mulai dari Juz 1 hingga Juz 30. Merangkai angka per angka, ayat per ayat, huruf per huruf, sampai bisa lancar," ceritanya.

Saya mulai menghafal Al Qur'an mulai umur 15 tahun dan menghatamkan ketika umur 17 tahun, sambungnya. "Ketika dipesantren, saya dipanggil pak Kyai di suruh ikut lomba MHQ tafsir Bahasa Arab. Pertamanya saya menolak, karena memanggil saya sampai 3 kali, akhirnya saya sungkan. Jadi saya ini MTQ karena dipaksa guru saya, bukan keinginan sendiri dan alhamdulillah di Banyuwangi tahun 2016 saya dapat juara dan di nasional alhamdilillah saya selalu mendapatkan juara. Insya Allah tahun ini saya ikut tafsir Bahasa Indonesia dan adik saya mengikuti MHQ 20 Juz," lanjutnya.

Hasil kejuaraan yang diraih bagi Ning Nida bukanlah finish dari perjuangannya. Menurutnya itu sebuah amanah baginya, untuk setelahnya dirinya dan keluarganya bisa mengembangkan standarisasi Al Quran sesuai standart MHQ utamanya di Trenggalek. Menurutnya perlu ada standarisasi bacaan dan hafalan, karena bila tidak dibiasakan maka akan kesulitan untuk menjawab soal-soal dari dewan juri. "Makanya hafal Al Qur'an di MHQ ada nilai plus, mesti lancar," tandas juara 1 kompetisi MHQ di Rusia itu.

Menyambut kedatangan juara MHQ internasional itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan, "saya tidak bisa berkata-kata, apalagi Trenggalek namanya mencuat di Internasional. Dan ini karena Al Qur'an, jadi saya sangat trenyuh," tuturnya.

Tadi keinginan ning, sambung kepala daerah yang getol memperjuangkan daerah yang inklusif ini, "ingin melakukan kaderisasi di sini dengan standarisasi hafalan Al Qur'an yang proper secara internasional. Ini akan coba diskusikan lebih lanjut antara pemerintah dan juga Kementrian Agama serta seluruh TPA, TPQ, Madin mungkin, pondok pesantren semua memiliki potensi," lanjutnya.

"Mumpung ada Ning Nida di sini yang juara international. Ini satu modalitas untuk kita. Semoga ke depan ada lebih banyak generasi Qur'ani di Trenggalek," tandasnya.

Reporter : Novita T. | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.