22 April 2025

Get In Touch

Viral Pengamen Cantik di Sidoarjo, Ini Kisahnya

Jihan (berkurudung cokla dan berbaju merah) saat mengamen di sekitar alun-alun Sidoarjo.
Jihan (berkurudung cokla dan berbaju merah) saat mengamen di sekitar alun-alun Sidoarjo.

SIDOARJO (Lenteratoday) - Lantunan lagu cukup merdu diiringi dengan suara musik dari okulele menarik perhatian orang yang ada di alun-alun Sidoarjo. Lantunan lagu-lagu yang sebagian adalah lagu sholawat ini ternyata dikumandakan gadis belia berusia 17 tahun. Dia adalah pengamen yang kerap kali mangkal di sekitar alun-alun.

Parasnya yang terbilang cantik nan lugu, menambah daya tarik gadis bernama Jihan ini. Tak ayal, beberapa warga mengabadikan aksi Jihan dengan ponselnya, dan mengunggahnya ke dalam akun medsos yang mereka miliki. Dalam waktu tak lama, video Jihan ini menyebar di warga Sidoarjo dan menjadi viral.

Tak jarang warga yang menyaksikan bakat dan mendengarkan suara Jihan ini terpukau dan memberikan sanjungan bahkan menganggap jika pengamen tersebut seperti sedang konser. Tak hanya merdu, bahkan beberapa warga menganggap Jihan mampu bernyanyi dengan tulus dalam hati.

Merdunya suara Jihan membuat warga yang menontonnya secara terhipnotis. Mereka mengeluarkan yang dari dalam saku atau dompetnya, kemudian memberikan ke Jihan. Pemberian tersebut disambut dengan senyum manis, tak hanya itu pemberian itu juga memacu semangat Jihan untuk terus memperbaiki vokal dan bakatnya.

"Apik iki, gitu kuk ngamen sih mbak (Bagus ini. begitu kok hanya mengamen saja)," Ucap salah satu warga sekitar yang menyaksikan penampilan Jihan secara langsung.

Namun, dibalik itu semua, mengamen sebenarnya bukan tujuan utama Jihan yang tinggal di rusun pucang Jenggolo Sidoarjo ini. Bahkan dia sudah mengamen dari kampung ke kampung hingga ke alun-alun Sidoarjo sejak tiga tahun yang lalu.

"Sebenarnya saya ingin kembali sekolah, karena faktor ekonomi yang membuat saya terjun ke dunia pengamen walaupun tidak diijinkan oleh Ibu saya," ucap Jihan.

Kehidupan jalanan yang cukup berat terpaksa dijalani Jihan, anak ke 6 dari 8 bersaudara ini untuk turut menopang ekonomi keluarganya. Terlebih lagi setelah ayahnya meninggal, maka ekonomi keluarga semakin terpuruk dan mau gak mau dia harus turut menjadi pengamen seperti telah dilakukan kakak-kakaknya.

Hampir setiap hari, Jihan berangkat mengamen sekitar pukul 17.00 WIB. Kemudian dia baru kembali pulang ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB. Dalam kurun waktu itu, Jihan mengatakan bahwa dalam sehari bisa mendapatkan Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

"Pendapatan tidak pasti mas, sekitar 100 ribu paling ramai ya 150 ribu. Belum lagi digodain sama orang - orang," ucapnya.

Penghasilan tersebut bisa saja tidak sebanding dengan resiko yang harus dihadapi. Jihan juga menceritakan bagaimana susah dan kejamnya mengamen di jalanan. Bahkan, tak jarang Jihan mendapakan perlakukan kurang ajar dari warga kampung yang disinggahi.

Bahkan, Jihan mengatakan sering kali digoda oleh lelaki nakal. Tragisnya, Jihan sempat akan menjadi korban penculikan anak. "Sering mas, saya pernah ditarik dimasukan ke Mobil bahkan diikuti orang. Ya saya lari ke gang-gang. Kalau saya tidak ngamen, Gimana mau makan mas," katanya dengan sendu.

Tetapi, semua yang dialami gadis yang pernah juara Qosidahan di tingkat SD ini tidak menyurutkan keinginannya untuk mengamen dan membantu orang tua. Dia mengaku tetap bersemangat dan pantang menyerah demi mencukupi dan merawat Ibunya.

Jihan juga mengungkapkan kondisi keluarganya yang pas-pasan ini membuat dia harus berpisah dengan adiknya. "Iya mas, tinggal di Rusun, terkadang harus bantu ibu di rumah. Adik saya juga tidak tau kabarnya. Kata Ibu, Adik saya ikut dengan orang lain," ucap Jihan dengan berkaca-berkaca. (*)

Reporter : Angga Prayoga | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.