
JEMBER (Lenteratoday) - Ketegangan politik di kawasan benua Asia antara kekuatan Amerika Serikat beserta sekutunya dengan China ternyata membawa berkah bagi PT. INKA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkerataapian ini berhasil mengekspor produk gerbong keretanya menembus pasar Australia termasuk ekspor ke Selandia Baru.
Menurut Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju, Australia awalnya membeli gerbong kereta dari China dengan imbalan China akan membeli batu bara dari Australia. Namun semenjak meningkatnya eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat yang menjadi patron Australia dengan China, maka negara kangguru itu memilih produk PT. INKA. Informasi ini disampaikan Direktur Pengembangan PT. INKA kala menjadi pemateri dalam kegiatan “Road Show Skema Kerjasama PT. INKA (Persero) Dengan Perguruan Tinggi” di aula lantai III gedung Rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember (7/6/2022).
Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor, Wakil Rektor I dan III, beserta Dekan, dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik. Kegiatan ini adalah penjajakan jalinan kerjasama antara PT. INKA dengan Universitas Jember. Pada tahap pertama, Fakultas Teknik akan merintis kerjasama, yang nantinya akan dikembangkan dengan melibatkan fakultas lainnya di Universitas Jember.
Menurut Agung Sedaju, setelah sukses mengekspor produknya ke Australia, Selandia Baru serta negara lain di Asia Pasifik, PT. INKA menargetkan produksi kereta api (KA) yang ramah lingkungan. Pasalnya produk alat transportasi dengan menggunakan energi hijau atau energi terbaharukan akan mendominasi ekosistem transportasi di era Revolusi Industri 4.0.
Peta jalan (road map) ini disampaikan langsung oleh Direktur Pengembangan PT. INKA, di hadapan Rektor Universitas Jember dan sivitas akademikanya di acara “Road Show Skema Kerjasama PT. INKA (Persero) Dengan Perguruan Tinggi” di aula lantai III gedung Rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember.
Menurut Direktur Pengembangan PT. INKA, setiap peluang ekspor harus dimanfaatkan sebaik mungkin mengingat saat ini PT. INKA sudah menjadi penguasa pasar di dalam negeri. Namun jika PT. INKA hanya menggantungkan pada pada pasar di Indonesia maka keuntungannya tidak akan meningkat.
Saat ini bisnis manufaktur kereta api seperti memproduksi lokomotif dan gerbong memberikan kontribusi pemasukan sebanyak dua puluh lima persen dari total keuntungan yang ada. “Justru lima puluh persen pemasukan berasal dari keuntungan menjual produk suku cadang, komponen pendukung serta produk turunan kereta api lainnya. Sementara sisanya berasal dari bisnis pengembangan lainnya sebab PT. INKA tidak saja memproduksi kereta api dan produk terkait kereta api,” jelas Agung Sedaju.
Untuk itu PT. INKA terus mengembangkan diri, seperti memulai pengembangan baterai untuk KA, termasuk mengkaji pengembangan KA dengan bahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan. Namun tentu saja pengembangan produk KA ramah lingkungan perlu didukung dengan riset dan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama perguruan tinggi yang memiliki berbagai pakar dengan beragam latar belakang keilmuan. Bidang kerjasama yang terbuka lebar seperti riset energi terbaharukan, Internet of Thing (IoT), autonomus rail rapid transit serta tema riset lainnya.
“PT. INKA tidak mungkin melakukan semua riset tersebut sebab anggaran riset kami terbatas. Untuk itu kami menawarkan berbagai skema kerjasama dengan dunia perguruan tinggi, termasuk Universitas Jember. Ada skema kerjasama riset bersama antara PT. INKA dengan beberapa perguruan tinggi dengan pendanaan dari LPDP dan Kedai Reka Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Kedua skema riset antara PT. INKA dengan perguruan tinggi secara profesional baik atas nama institusi maupun pribadi. Ketiga skema kerjasama pendidikan yang akan memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk magang di PT. INKA berdasarkan tema riset tertentu. Bahkan kami bersedia membayar royalti produk inovatif perguruan tinggi yang berkesesuaian dengan kebutuhan pengembangan kereta api dan produk turunannya,” ungkap Agung Sedaju.
Tawaran kerjasama dari PT. INKA diterima dengan hangat oleh Universitas Jember, seperti yang disampaikan oleh Rektor, Iwan Taruna. Menurutnya, inisiatif PT. INKA mengajak perguruan tinggi bekerjasama sudah selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalankan oleh Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Skema kerjasama yang terbuka untuk segera ditindaklanjuti diantaranya pada skema riset bersama dan kesempatan magang bagi dosen dan mahasiswa.
Reporter : PJ Moko | Editor : Endang Pergiwati