Setiap Akhir Pekan, Ada Pasar Konsep Jadul di Surabaya Barat

SURABAYA (Lenteratoday) – Ada pasar kuliner konsep jadul di Surabaya. Kalau di Mojokerto ada Pasar Keramat, di Surabaya ada pasar serupa yang pedagangnya warga lokal, yaitu Pasar Lidah Ndonowati.

Pasar ini sudah dibuka sejak akhir pekan Minggu lalu, yaitu tanggal 16 Desember 2023, dan pekan ini merupakan gelaran kedua, dan nantinya akan menjadi agenda rutin mingguan di Lidah Wetan XI.

“Jadi kita ini tujuannya bukan hanya sekadar bazar sekali dua kali, tapi memang diagendakan sebagai pasar, khusus yang jualan orang sini. Jadi meningkatkan perekonomian orang sini,” ungkap Budi Kiswono, Ketua Paguyuban Perekonomian Mandiri RT 3 RW 6 Kel. Lidah Wetan, Minggu (24/12/2023).

Budi mengungkapkan, hingga saat ini ada 30 stan di sini, yang menjual berbagai makanan khas tempo dulu. Seperti nasi jagung, gethuk, semanggi, sego meduro, kucur, cenil, klanting, hingga minuman es dawet, sinom, dan lainnya. Tak kalah penting, di setiap stan pasti menjual kuliner yang berbeda.

Cara transaksinya pun berbeda dengan pasar lainnya. Bukan membayar dengan uang, melainkan pengunjung harus menukarkan uang dengan koin sebelum masuk ke dalam pasar. Koin itu bernilai Rp2 ribu perkepingnya.

Baca Juga :  Surabaya Barat Terendam Banjir, DPRD Minta Pemkot Harus Solutif

“Mungkin kita dulu ada pertukaran, tetapi kan kalau barter agak susah juga. Jadi kita bikin alat tukar yang mengesankan. Biar ada bedanya kita dengan pasar lainnya,” ungkap Budi.

Selain ada kuliner, Budi dan 6 inisiator pasar ini juga menyediakan area bermain yang juga ala ala tempo dulu. Salah satunya adalah egrang.

“Karena target kita kan keluarga. Kalau keluarga kan pasti lengkap. Ada ayah, ibu, untuk makan, dan permainan untuk anak. Kalau ada tempat bermain, ayah ibu kan makannya enak,” ungkapnya.

Nantinya, pasar ini akan rutin digelar setiap Sabtu dan Minggu. Pada hari Sabtu, pasar buka pukul 3 sore sampai 10 malam. Sedangkan hari Minggu buka mulai 7.30 pagi hingga 12 siang.

“Yang saya harapkan sih warga bisa guyub rukun, bisa kerja bareng. Karena dari hidup rukun itu kita nanti kerja lebih enak,” harapnya. (*)

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini