MALANG (Lenteratoday) – Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil meraih juara 2 dalam ajang Plant Design Competition Derrick 2024.
Tim Mendelevium-101, yang terdiri dari Briliant Saphira Wardhani, Rafi Atma Nugroho, dan Yusuf Diaz Ananta menawarkan solusi inovatif, untuk energi terbarukan dengan mengolah minyak jelantah menjadi biofuel.
“Prosesnya dimulai dari tahap pengumpulan abstrak dibuka 19 Agustus 2024 lalu, kemudian kami lolos ke tahap pengumpulan full paper. Dilanjut mempresentasikan ide kami di depan dewan juri, semua proses digelar secara online,” ujar Ketua Tim tersebut, Briliant Saphira Wardhani ketua tim, Senin(2/12/2024).
Dalam ajang yang digelar oleh Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu, Blora, Jawa Tengah ini, para peserta ditantang untuk merancang pabrik yang tidak hanya inovatif, tetapi juga aplikatif dan berdampak pada keberlanjutan energi.
“Kami berfokus pada proses produksi biofuel dari minyak jelantah tanpa menggunakan katalis, dengan memanfaatkan metode hydroprocess bebas katalis yang lebih efisien dari segi biaya operasional dan ramah lingkungan,” tambah Briliant.
Mengambil tema “Bioenergy Production,” mereka memilih lokasi pabrik di Kota Tuban, Jawa Timur sebagai plant design, mengingat potensi besar produksi minyak jelantah yang dihasilkan setiap tahunnya di daerah tersebut, serta kemudahan akses logistik yang mendukung kelancaran operasional pabrik.
“Minyak jelantah adalah limbah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga dan industri makanan. Kami melihat potensi besar untuk mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif yang tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil,” jelasnya.
Selain itu, imbuhnya produk yang dihasilkan oleh timnya yakni seperti biogasoline, bioavtur, dan green diesel, dapat mempercepat transisi ke energi terbarukan.
Di sisi lain, Rafi Atma Nugroho, salah satu anggota tim, mengungkapkan tantangan utama mereka yakni memastikan desain pabrik yang dibuat tidak hanya inovatif tetapi juga aplikatif dengan biaya operasional yang rendah dan proses yang efisien.
Meskipun Tim Mendelevium-101 telah berpengalaman mengikuti kompetisi serupa sebelumnya, kali ini mereka merasa tantangan yang mereka hadapi lebih berat, mengingat betapa pentingnya memastikan inovasi yang mereka tawarkan dapat diterapkan di dunia nyata.
Lebih lanjut, dengan dibimbing oleh M. Istnaeny Huda, ST., MT., dosen Teknik Kimia ITN Malang, tim ini menerima berbagai masukan konstruktif yang sangat berharga dalam memperbaiki desain dan presentasi, sehingga mampu memberikan solusi yang lebih matang.
“Bagi kami, lomba ini bukan hanya tentang menang, tetapi lebih tentang mengembangkan kemampuan riset, problem solving, dan kolaborasi dalam menghasilkan solusi yang bermanfaat untuk masyarakat. Kami berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan energi terbarukan yang lebih luas di masa depan,” tutup Diaz, anggota tim lainnya.
Reporter: Santi Wahyu, Rls/Editor: Ais