MAGELANG (Lenteratoday) -Getuk berbentuk bunga ini, yang kerap mengisi dus-dus snack dalam banyak kegiatan di Magelang, termasuk satu dari sekitar 20 UMKM yang mengikuti program Bank Jateng Pawone.
Rasanya manis lagi gurih berpadu dengan lembutnya tekstur penganan. Namanya Gethuk Mbok’e.
Farida Sumaya (51) bersama suami dan anak perempuannya sedang menjaga stan dagangannya di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (1/12/2024) pagi.
Di hadapan mereka ada banyak pengunjung yang menunggu kerabat atau kawannya yang tengah mengikuti Bank Jateng Borobudur Marathon 2024.
Farida cukup sibuk meladeni pembeli yang bertanya soal dagangannya, Gethuk Mbok’e, atau memotret nota pembayaran QRIS.
“Saya pagi ini bawa 130-an dus. Buat tadi malam (Sabtu) jam 21.00, baru selesai 00.30,” ucapnya, Minggu.
Farida menyebut, bisnis getuknya dibuka pada 2021. Saat itu, dia mulanya coba-coba membuat getuk sesuai permintaan Silvia Yanida, anaknya, yang mengeluh lantaran tak bisa jualan sosis bakar secara leluasa akibat pandemi Covid-19.
Anak perempuan Farida itu meminta ibunya membikin getuk seperti buatan neneknya atau mbok’e agar dijual. Farida bilang, mertuanya itu dulu kerap membuat getuk apabila memiliki singkong.
Semula dia sempat ragu lantaran sebelumnya bekerja sebagai penjahit. Saat itu suaminya yang buruh bangunan juga menganggur akibat pandemi. Dengan kondisi yang terhimpit situasi ekonomi, Farida memilih berlanjut.
“Saya modal Rp 100.000 untuk beli beberapa ketela dan kelapa jadi sekitar 100 getuk. Sepupu saya yang pertama kali coba, kata dia enak,” tuturnya.
Dari situ Farida dan keluarganya fokus membuat getuk saja sampai saat ini. Silvia, di sela membantu produksi getuk, juga sedang merampungkan kuliahnya.
Dia menitipkan dagangannya ke kios-kios sekitaran rumahnya di Dusun Bletukan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Usahanya berkembang hingga menerima pesanan getuk untuk banyak acara, macam pengajian dan rapat.
Dalam sehari, Farida dapat mengolah 1 kuintal singkong dan menghasilkan sekitar 1.200 getuk. Ia menjualnya Rp 1.500 per buah. Distribusi penganan ini menjangkau hingga Yogyakarta.
Gethuk Mbok’e merupakan satu dari sekitar 20 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengikuti Bank Jateng Pawone–program dari rangkaian lomba lari Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 yang bertujuan pelaku UMKM bisa naik kelas melalui pelatihan dan pendampingan dari chef profesional.
Bagi Farida, keikutsertaannya ini baru pertama kali. “Saya merasa senang bisa masuk keluarga besar Pawone,” imbuh dia.
Borobudur Marathon digelar atas kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bank Jateng, Yayasan Borobudur Marathon dan Harian Kompas. Tahun ini lomba lari tersebut mengambil tema “Run On, Mark It”.
Borobudur Marathon 2024 dibagi dalam tiga kategori yakni 10K, half marathon (21,0975 km), dan marathon (42,195 km). Tahun ini ajang tersebut diikuti 10.500 peserta (*)
Editor: Arifin BH