Surabaya- RSUD dr Soetomo, Surabaya menyatakan hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR) almarhumah DAW (39) terkonfirmasi positif virus corona Covid-19. DAW merupakan seorang driver ojek online (ojol) di Surabaya yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Saat meninggal dunia, ratusan rekan kerja sesama ojol menghadiri pemakamannya.
“Hasil swab-nya diketahui setelah beliau wafat, positif,” kata dr Joni Wahyuhadi, Direktur Umum RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu (10/6)
DAW meninggal pada Minggu (7/6) lalu, saat tengah dirawat usai insiden kecelakaan akibat penjambretan beberapa yang dialaminya. Pemakaman DAW menjadi polemik lantaran pihak keluarga dan ratusan ojol menjemput paksa jenazahnya, dan memakamkannya tanpa protokol Covid-19.
Joni mengatakan, DAW mulanya dirujuk ke salah satu rumah (RS) sakit swasta di Surabaya. Di RS itu dokter pun telah melakukan pemeriksaan awal di antaranya rapid test dan CT scan.
“Di sana [RS swasta] dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat, yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan,” katanya.
Berdasarkan hasil rapid test DAW memanglah dinyatakan non-reaktif, namun, dalam hasil CT scan, paru-paru DAW menunjukkan gejala yang khas dengan penderita corona. Yakni terdapat bercak putih atau ground glass opacity. “Nah, di CT-scan ada yang disebut dengan ground glass,” ucapnya.
DAW lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Selanjutnya, pihak Joni pun melakukan skoring lanjutan terhadap pasien. Ternyata DAW juga mengalami gejala klinis seperti Covid-19, yakni suhu badan panas hingga sesak nafas. Swab pun dilakukan. “Ini kita lihat semuanya, kita nilai. Pasien ini ternyata risiko tinggi untuk menderita coronavirus,” ujarnya.
DAW sebenarnya bakal menjalani operasi akibat kecelakaan. Namun sayangnya, ia meninggal dunia, bahkan sebelum hasil swab PCR-nya keluar. Jenazah DAW pun dirawat dengan protokol pemulasaraan pasien Covid-19. Hal itu tekah sesuai pedoman, untuk mengantisipasi risiko penularan saat proses pemakaman.
Namun, pihak keluarga dan ratusan rekan pasien yang juga ojol, menolaknya. Mereka menilai RS telah salah. Mereka bersikeras meyakini bahwa DAW meninggal bukan dalam keadaan terinfeksi Covid-19, melainkan karena lukanya akibat kecelakaan.
Joni mengatakan massa ojol itu berpatokan pada hasil rapid test DAW yang non-reaktif. Padahal rapid test belum sepenuhnya benar. Diperlukan langkah pemeriksaan lanjutan seperti CT scan dan swab test PCR.
“Pemulasaraan tentu [semestinya] mengikuti kaidah pasien yang menderita Covid-19. Terus [massa ojol menolak] bilang rapid negatif, gak percaya kalau Covid-19,” ucapnya.
“Jadi mohon kawan-kawan, rapid negatif, bisa menderita Covid-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, positif,” tambahnya.Untuk diketahui, jenazah DAW telah dimakamkan di belakang rumahnya sendiri di bilangan Dukuh Kupang Barat, Surabaya. Dengan tata cara normal tanpa menerapkan protokol Covid-19.(ist)