Banjir Jombang Rendam 765 Rumah

JOMBANG (Lenteratoday) – Banjir di Jombang mengakibatkan 765 unit rumah yang dihuni oleh 2.963 jiwa terendam. Bahkan berdasarkan data per hari ini Sabtu (6/2/2021) kemarin tercatat 513 orang pengungsi menempati Balai Desa Gondangmanis.

Sementara, area banjir di Desa Gondangmanis mencapai empat dusun, yaitu Plosorejo, Manisrenggo, Kandangan, dan Prayungan. Untuk meringankan beban para warga terdampak banjir, pemerintah telah mambangun dapur umum.

Pemprov Jatim juga telah memberikan beberapa bantuan, diantaranya 240 Paket lauk pauk, 240 paket tambahan gizi, dan satu ton beras. Selain itu juga ada bantuan untuk mengatasi banjir seperti 75 buah jumbo bag, 2.000 buah glangsing, dan 40 lembar bronjong.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan langsung bantuan tersebut saat melakukan kunjungan ke lokasi terdampak banjir.

Dalam kesempatan itu, Khofifah meminta pada masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan khususnua sungai. Sebab, di antara faktor terjadinya banjir di Jombang adalah tumpukan sampah yang dibuang ke kali Konto, sehingga terjadi penyumbatan aliran air hingga terjadi luapan.

Selai itu banjir uga akibat adanya infrastruktur tanggul dan check dam yang harus direvitalisasi serta sedimentasi sungai akibat material erupsi Gunung Kelud beberapa tahun lalu dan banyaknya sampah yang menyumbat , infra struktur yang sudah mulai rusak, sehingga mengakibatkan tanggul jebol.

Baca Juga :  Sambut 1 Muharram, Pemprov Jatim Gelar Gowes Bareng Gubernur dan Vaksin Booster Berhadiah 3 Paket Umroh

Untuk itu, Gubernur Khofifah meminta pada seluruh warga Jawa Timur untuk gotong royong menjadi relawan ‘ Jogo Kali’ . Khofifah juga pesan agar warga Jatim tak membuang sampah ke sungai.

“Jadi ada beberapa variabel yang menyebabkan banjir di sini. Tadi saya dapat video dari tim BBWS. Ada sampah yang sangat banyak di badan sungai yang menyebabkan penyumbatan. Dan sampah-sampah ini harus diambil dengan long arm eskavator. Sampahnya menyumbat aliran air sama dengan yang kemarin di Gempol Pasuruan, yang akhirnya membuat luapan sungai,” kata Khofifah.

Menurut mantan Menteri Sosial ini, menjadi sangat penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk ikut aktif memantau kondisi sungai di wilayahnya. Kepala daerah, relawan jogo kali, dan organisasi peduli lingkungan diharapkan untuk menggalakkan revitalisasi sungai. Dan yang tak kalah penting juga revegetasi dan menjauhkan kebiasaan membuang sampah di sungai.

“Tolong sama-sama memantau dan aktif mengingatkan. Bahwa masyarakat jangan membuang sampah langsung ke sungai. Karena dampaknya tentu jangka panjang, seperti banjir,” katanya. (ufi)



Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini