Kediri – Ikan lele ternyata tidak hanya dijadikan penyetan saja, di Kediri, ikan lele bisa diolah menjadi dawet lele dan bahkan dawet ini sudah mampu memecahkan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan konsumsi bareng 3.505 cup dawet lele.
Penganugerahan ini dicatat sebagai rekor dunia karena belum pernah ada di dunia dan dicatat oleh MURI dengan urutan penganugerahan ke 9.427. Rekor ini diberikan secara langsung oleh Senior Manager MURI Ariani Siregar kepada Heru Surawan kepada Ketua Kelompok Budidaya Ikan dan Olahan Rukun Tani Desa Pranggang disaksikan langsung Bupati Kediri Haryanti.
Selain tercatat di MURI, rekor ini juga dicatatkan di rekor dunia, karena dawet lele belum pernah ada sebelumnya. Penerimaan rekor ini tak lepas dari peran Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jawa Timur. Forikan sebagai pengusul pencatatan penyajian dawet lele Desa Pranggang kepada MURI.
Panitia mengusulkan 3.000 porsi. Tapi, setelah diverifikasipihak MURI di lapangan, ternyata ada 3.505 gelas dawet lele. Selama ini belum pernah ada rekor tersebut, sehingga MURI juga mencatatkan di rekor dunia.
“Selama ini belum ada rekor penjajian dawet lele di Indonesia, maupun dunia. Jadi rekor ini juga akan kami catatkan di rekor dunia,” ujar Ariani Siregar, kepada wartawan.
Selain mampu memecahkan rekor MURI, acara tersebut juga mencatatkan penghargaan kepada Ketua Forikan Jatim, Arumi Emil Elestianto Dardak sebagai pemrakarsa acara. Arumi menandaskan bahwa pemecahan rekor tersebut sebagai simbol peningkatan konsumsi ikan di Jatim.
Dalam kesempatan itu, Arumi yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Prov. Jatim itu menyampaikan bahwa pemecahan rekor MURI tersebut sekaligus sebagai sarana mengenalkan varian baru makanan dengan bahan dasar ikan lele. “Kami mengenalkan varian terbaru dari hasil lele, lele itu bisa dibuat macem-macem sampai dawet pun bisa, itu yang tidak pernah kepikiran,” sebutnya.
Dirinya menjelaskan, jika target awal dari pemecahan rekor muri untuk dawet lele adalah 3.000 cup. Namun demikian target tersebut mampu dilampaui dengan hasil setelah dihitung mencapai jumlah 3.505 cup dawet lele. “Target kita itu tiga ribu untuk memecahkan rekor MURI tapi alhamdulillah yang terhitung hari ini ada tiga ribu lima ratus lima. Sehingga ada kebanggaan tersendiri dari saya, berarti antusias dari masyarakat luar biasa,” tukasnya.
Masih menurut Arumi, jika tingkat konsumsi ikan di Jatim masih di bawah rata-rata nasional. Konsumsi ikan di Jatim 36,82 kg per kapita per tahun. Sedang konsumsi ikan nasional mencapai 50,69 kg per kapita per tahun.
Karena itu, Arumi mengharapkan agar pemecahan rekor MURI Dawet Lele kali ini dapat mendorong masyarakat Jatim lebih meningkatkan konsumsi ikan. “Harapannya ini menjadi pencetus saja dan semangat bersama,” harapnya.
Arumi menandaskan bahwa Forikan memiliki misi yang sama dengan PKK yaitu mengurangi tingginya angka stunting di Jawa Timur. Hanya saja Forikan lebih fokus pada konsumsi ikan. Sementara mengkonsumsi ikan akan dapat mencegah dan menanggulangi terjadinya stunting.
“Kenapa harus ikan, karena ikan memiliki kespesialan sendiri, yakni bergizi, proteinnya tinggi, ada juga kaya omega tiga, proteinnya mudah diserap tubuh, enak di mulut dan enak di kantong karena banyak pilihannya,” imbuhnya.
Selain kepada Ketua Forikan Jatim, penganugerahan yang sama juga diberikan MURI kepada Kelompok Pembudidayaan Ikan (Pokdakan) rukun tani Desa Pranggang, Kecamatan Ploso Klaten, Kabupaten Kediri. (gos/ufi/hms)