
MALANG (Lenteratoday) - Unggul di sektor pertanian, Kabupaten Malang mencatatkan diri sebagai salah satu penyuplai bahan pangan untuk Jawa Timur, hingga 30 persen. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, yang juga menggambarkan potensi besar dari sektor pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Malang.
Menurut Didik, tak hanya menjadi penyuplai bahan pangan di Provinsi Jatim, namun berbagai komoditi juga siap dijajakan di tingkat nasional dan internasional. Di antaranya seperti hasil pertanian buah-buahan yakni pisang, manggis, dan alpukat, yang telah mendapatkan perhatian baik dari sektor perdagangan.
"Banyak komoditas pangan dari Kabupaten Malang yang mendapatkan permintaan dari perdagangan. Bisa dikatakan sebenarnya bahkan suplai bahan pangan 30 persen wilayah Jatim, itu terpenuhi dari Kabupaten Malang. Sayur mayurnya, kemudian beberapa produksi buah kami, itu hampir 30 persen memenuhi supply permintaan dari wilayah Jatim," ujar Didik, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (16/1/2024).
Dia menyebutkan produksi pertanian seperti sayur-sayuran paling banyak dihasilkan dari wilayah Kecamatan Wajak dan Poncokusumo. Untuk hasil buah-buahan, menurutnya banyak dihasilkan dari daerah Pujon, Ngantang, dan Kasembon. Dalam hal ini, Didik kembali menekankan bahwa Kabupaten Malang memiliki andil besar dalam memenuhi kebutuhan wilayah Jatim.

"Jeruk, itu hampir semua di wilayah Jatim kami yang menauplai. Kemudian untuk kebutuhan sayur mayur, itu hampir semuanya dari Malang. Kita kan penghasilnya mulai dari daerah Wajak, Poncokusumo, kemudian ke barat itu mulai Pujon, Ngantang, Kasembon, itu penghasil sayur semua," tambahnya.
Lebih lanjut, terkait dengan rencana perluasan wilayah, Didik menjelaskan bahwa upaya perluasan terus dilakukan melalui program Izin Pengelolaan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) Kehutanan. Menurut Didik, legalitas kepemilikan menjadi perhatian serius agar dapat mendukung peningkatan area produksi.
Selain itu, sambungnya, program pendampingan untuk bantuan bibit-bibit yang diberikan oleh Pemprov juga turut diperkuat, mulai dari penanaman hingga pemanenan.
Diakhir, Didik juga menyampaikan adanya dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang. Pasalnya, dengan menyuplai 30 persen bahan pangan di Jawa Timur, Kabupaten Malang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang merata, kemandirian masyarakat, dan pengurangan tingkat kemiskinan.
Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Avincenna Medisica, menambahkan adanya potensi ekspor yang tinggi dari produk sayur dan buah dari Kabupaten Malang.
Menurutnya, saat ini fokus ekspor akan diperluas pada komoditi pisang, yang mampu menghasilkan produksi sekitar satu juta ton setiap tahunnya. Tak hanya itu, alpukat Pameling, sebagai maskot buah Kabupaten Malang, juga menjadi fokusnya, meskipun saat ini belum memasuki masa panen raya.
"Nah pameling ini yang masih mulai, karena sekarang belum panen raya atau belum memasuki usia yang cukup untuk panen raya. Insyaallah setahun atau 2 tahun ke depan, alpuket pameling ini akan bisa mulai panen," ungkap Avicenna.
Pihaknya mengharapkan, alpukat Pameling dan pisang Mulyo akan segera menjadi kontributor utama dalam mendukung upaya ekspor. Serta menjadi produk unggulan daerah. "Karena pameling dan pisang mulyo ini merupakan maskot buah Kabupaten Malang. Dan itu sudah dicanangkan oleh Bu Gubernur untuk pamelingnya dan Pak Jokowi mencanangkan pisang mulyo," tukasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi