MALANG (Lenteratoday) – Kepala Sekretariat Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Guntur Kusmeiyano menyatakan partisipasi masyarakat merupakan elemen kunci dalam strategi pemberantasan korupsi.
Hal tersebut disampaikannya dalam peringatan satu dekade, Anti Corruption Film Festival (AcFFest) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat(21/6/2024) sore. Ia menegaskan pentingnya peran masyarakat dan generasi muda dalam pemberantasan korupsi melalui medium film.
“Peran serta masyarakat sangat penting sesuai pasal 1, yang menyebutkan bahwa pemberantasan korupsi terdiri dari koordinasi, supervisi, pencegahan, penindakan dan peran serta masyarakat,” ujar Guntur.
Guntur menjelaskan KPK memiliki tiga strategi utama dalam pemberantasan korupsi yaitu pendidikan, pencegahan dan penindakan. Ia juga menambahkan bahwa film sangat efektif, sebagai sarana pencegahan, terutama bagi generasi muda.
“Melalui pendidikan anti korupsi yang disampaikan lewat seni film, kami berharap dapat menyentuh hati individu dan mendorong mereka untuk tidak melakukan korupsi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Guntur menyebutkan bahwa kegiatan ini juga menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam menyebarkan nilai-nilai anti korupsi. Salah satu metode yang digunakan yakni program Jumat Bersepeda KK, yang mencakup nilai-nilai seperti Jujur, Mandiri, Bertanggungjawab, Berani, Sederhana, Disiplin, Adil dan Kerja Keras.
Sementara itu, Sutradara film ‘Guru Guru Gokil’, Sammaria Simanjuntak juga hadir dan memberikan pandangannya, tentang pentingnya film dalam menyampaikan pesan moral.
“Film sangat berpengaruh untuk menyentuh hati penontonnya dan memberikan pendidikan anti korupsi sejak dini. Saya berharap kegiatan seperti ini terus diadakan karena sangat menginspirasi,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut, M. Alfian Alfarisi, finalis ide cerita tahun 2022 dengan film ‘Lansia Lan Sopo’, berbagi pengalaman berharga yang diperolehnya selama mengikuti AcFFest. “Selain pendanaan, kami mendapatkan banyak sekali pengalaman dari para mentor nasional, pengembangan ide cerita, dan networking dengan finalis lainnya,” ungkapnya.
Dalam film ‘Lansia Lan Sopo’, Alfian mengaku mengisahkan tokoh utama, Mbah Kusno, seorang lansia yang berintegritas dalam menghadapi praktik money politic di pemilihan umum.
Dengan pendekatan open ending, menurutnya film ini mengajak penonton merenungkan pentingnya integritas dan peran individu dalam melawan korupsi. Mbah Kusno juga digambarkan sebagai sosok inspiratif yang menunjukkan langkah kecil setiap orang dapat membawa perubahan besar dalam lingkungan mereka, terutama dalam konteks pemberantasan korupsi.
Reporter:Santi Wahyu/Editor:Ais