MALANG (Lenteratoday) – Tim penelusuran naskah kuno dari Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispusipda) Kota Malang, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Museum Karmel Padmawiyata. Terletak di kawasan Jalan Talang, Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, museum yang berada di bawah naungan Ordo Karmel Indonesia ini menyimpan sejumlah naskah kuno bernilai sejarah tinggi.
Salah satu fokus kegiatan yakni menelusuri proses alih aksara dan alih bahasa naskah kuno, dari bahan lontar dan kertas Eropa yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah nusantara.
“Dari lontar hingga digital, transformasi ini menjadi langkah penting dalam menjaga dan menghidupkan kembali jejak-jejak budaya yang nyaris terlupakan,” ujar Kepala Duspussipda kota Malang, Yayuk Hermiati pada, Sabtu(10/8/2024).
Yayuk menjelaskan kegiatan ini merupakan rangkaian pelestarian naskah kuno, yang telah dimulai sejak tahun 2022 lalu. Pada tahun-tahun sebelumnya, menurut Yayuk Dispusipda Kota Malang telah melakukan pendataan dan sosialisasi naskah kuno di berbagai gereja. Yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk budayawan, sejarawan, dan filolog.
“Tahun ini, tim Dispusipda bersama filolog dari Universitas Airlangga, Dr. Abimardha Kurniawan, S.Hum., M.A., berfokus pada alih aksara dan alih bahasa dua naskah kuno penting, yaitu Serat Yusuf dan Babad Mambangul Ngulum,” jelasnya.
Dalam konteks ini, Yayuk menyampaikan ‘Serat Yusuf’ merupakan puisi naratif yang ditulis pada lontar dan terdiri dari 105 lempir, menggambarkan kehidupan Nabi Yusuf. Sedangkan ‘Babad Mambangul Ngulum’ berbentuk buku yang menggunakan kertas Eropa dan tinta alami, menggambarkan kisah-kisah penting dalam sejarah lokal.
“Jadi, kalau alih aksara itu akan mengubah tulisan dari aksara Jawa baru ke aksara Latin, sementara alih bahasa akan menerjemahkan teks dari bahasa Jawa Pertengahan ke Bahasa Indonesia. Kami juga melakukan identifikasi terhadap koleksi naskah kuno di Museum Karmel Padmawiyata ini,” papar Yayuk.
Sementara itu, penanggung jawab Museum Karmel Padmawiyata, Romo Ignasius Budiono, O.Carm., mengungkapkan harapannya terhadap kegiatan ini.
“Keterbatasan pengetahuan mengenai naskah kuno membuat banyak koleksi kami terlupakan. Dengan adanya kunjungan tim Dispusipda dan filolog, kami berharap koleksi naskah kuno ini dapat dikenal dan dihargai lebih luas.” tegasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais