PKS Tumbang di Depok Usai Belasan Tahun Berkuasa

DEPOK (Lenteratoday) -Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpendapat, warga sudah jenuh terhadap kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berkuasa di Depok hampir 20 tahun.

Kejenuhan ini berangkat dari lambatnya perkembangan infrastruktur hingga solusi yang dilakukan PKS dalam menuntaskan masalah perkotaan.

“Secara institusional memang ada soal kejenuhan pemilih terhadap PKS, karena setelah 20 tahun memimpin Depok mungkin belum ada kemajuan yang signifikan dalam menuntaskan masalah-masalah real concrete di Depok,” kata Agung saat dihubungi, Jumat (6/12/2024).

Masalah umum yang terus dikeluhkan masyarakat, yakni macet, banjir, polusi, sampah, transportasi publik. Kepemimpinan PKS dianggap tak bisa menyelesaikan masalah tersebut.

“Jadi masalah-masalah basic, masalah-masalah laten, masyarakat urban itu merasa belum tuntas di masa PKS memimpin selama 20 tahun ini,” ujar Agung.

Akibatnya, masyarakat kapok dan mengalihkan dukungan ke calon selain yang didukung PKS.

“Ada semacam keengganan untuk memilih kembali dan ingin melirik calon-calon alternatif di luar yang diusung PKS,” imbuh dia.

Kondisi inilah yang mengakibatkan pola pikir pemilih di Depok bermigrasi dari kecenderungan mengutamakan faktor sosiologis ke rasional. Identitas agama sebagai citra khas PKS tidak lagi mempan menarik daya minat masyarakat.

“Rasionalitas yang selama ini terbelenggu oleh sisi sosiologis kini benar-benar berdiri atas nama rasionalitas murni,” jelasnya.

“Pemilih kini lebih fokus pada apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka harapkan dari seorang pemimpin,” sambung Agung.

Pada Pilkada Depok, PKS bersama Golkar mengusung pasangan calon (paslon) Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq.

Imam adalah sosok yang sudah dikenal sebagai Wakil Wali Kota Depok periode 2020-2024 dan Ketua DPD PKS Depok 2020-2025.

Namun, hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara KPU Depok menetapkan paslon Supian Suri-Chandra Rahmansyah sebagai pemenang.

Mereka berhasil mengakhiri dominasi PKS yang berlangsung hampir 20 tahun dengan memperoleh 451.785 suara.

Sementara itu, paslon nomor urut 1 Imam-Ririn hanya meraup 396.863 suara.

Salah strategi

Agung Baskoro, menilai kekalahan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilkada Depok 2024 disebabkan strategi kampanye yang kurang tepat sasaran.

Menurut Agung, figur calon yang diusung memainkan peran penting dalam Pilkada.

“Di Pilkada, magnet utama adalah figur. Ini mencakup rekam jejak, visi misi, inovasi saat kampanye, dan cara penyampaian,” ujar Agung.

Agung juga menekankan bahwa kekuatan personal figur sangat krusial. Karakter seorang calon memengaruhi pandangan pemilih terhadap potensi kepemimpinannya.

Namun, hal ini kurang menjadi perhatian PKS dalam menentukan calon yang diusung.

“Sosok Supian Suri, lawan Imam Budi Hartono dari PKS, memiliki kekuatan yang sepadan. Ini mungkin yang kurang dipertimbangkan oleh teman-teman PKS,” kata Agung.

Agung menilai strategi kampanye PKS tidak cukup efektif sehingga dimanfaatkan dengan baik oleh tim Supian Suri untuk meraih dukungan maksimal.

“Strategi kampanye kemarin mungkin kurang maksimal. Lawan berhasil membaca itu, mengoptimalkan mesin politik mereka, baik di udara, darat, maupun media kampanye lainnya,” jelasnya (*)

Sumber: Kompas|Editor: Arifin BH

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini