
KOLOM (Lenteratoday) -Nama Marselino Ferdinan mendadak ramai diperbincangkan di platform X setelah performa gemilangnya membantu Indonesia menang 2-0 atas Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Usai mencetak gol, pemain berusia 20 tahun ini menampilkan selebrasi yang tidak biasa: duduk santai di bangku ofisial pertandingan di pinggir lapangan, sambil bersandar dengan gaya bak model dan bahkan menginjak bola yang berada di dekatnya.
Dengan nafas terengah-engah setelah berlari dari tengah lapangan, dia tetap mempertahankan pose santai namun percaya diri, memperlihatkan sisi berbeda dari kegembiraan atas gol yang baru saja dia ciptakan.
Satu lagi. Pemain timnas Indonesia itu mengaku selalu menyertakan Tuhan setiap hari dan selalu berdoa kepada Tuhan sebelum pertandingan agar bisa bermain tenang serta baik dalam setiap laga.
“Firasat untuk cetak gol, kayanya setiap pertandingan saya firasat terus. Saya berdoa untuk itu supaya bisa bermain baik,” kata Marselino pada jumpa pers pasca laga melawan Arab Saudi ketika dia mencetak dua gol kemenangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa.
Marselino yang kembali menjadi starter setelah tiga laga sebelumnya tak masuk sebelas pertama, membayar tuntas kepercayaan Shin Tae-yong kepadanya.
Dua gol dia persembahkan untuk mengantarkan Garuda meraih kemenangan perdana dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Ia mengatakan penampilan baiknya pada malam ini karena alam dan Tuhan menyertainya.
“Sebelum pertandingan, saya lakukan itu setiap pertandingan, tetapi mungkin alam dan Tuhan belum menyertai saya,” kata pemain Oxford United tersebut.
Selain faktor Tuhan, Marselino juga mengatakan dua golnya juga berkat faktor kerja keras timnya.
Gol pertamanya lahir karena assist Ragnar Oratmangoen, sedangkan gol keduanya bermula dari kerja keras Calvin Verdonk melakukan solo run dari belakang hingga depan.
“Kenapa bisa cetak gol, kerja keras dari tim yang pasti, itu sangat berpengaruh buat saya,” jelas Marselino.
Gol pertama yang dicetaknya pada babak pertama adalah kunci kepercayaan dirinya kembali tumbuh dalam pertandingan ini. Setelah itu, beban pada pundak mantan pemain Persebaya Surabaya itu lepas.
Pada babak kedua, gol keduanya tercipta dengan cara elegan dan dengan penuh percaya diri ketika dia menceploskan bola untuk kedua kalinya mencatatkan namanya di papan skor.
“Saya siap untuk main pertama, itu penting. Dan saya secara natural, kalau tahu dari dulu saya juga punya ketenangan dan kepercayaan diri. Jadi momen gol pertama sangat penting buat saya, saya melepas semua, bebannya, mulai dari situ saya mulai menemukan diri saya sebenarnya,” tutupnya.
Mencintai pekerjaan…
Zig Ziglar, dalam bukunya You Can Reach the Top mengemukakan kalau kita mencintai pekerjaan, pekerjaan itu menjadikan kehidupan kita terasa manis, bertujuan dan berbuah.
Napas tujuan hidup sebenarnya berada pada aspek spiritual yang kita miliki. Jika sampai hari ini kita masih dapat menikmati napas kehidupan ini, berarti masih diberi kesempatan untuk menetapkan dan mencapai tujun tersebut secara optimal.
Apa yang diperbuat selama hidup tentu akan menjadi monumental bagi orang lain. Seberapa jauh prestasi yang dicapai dalam kehidupan ini bukanlah dtentukan oleh apa yang kita perbuat, terhadap kejadian yang dialami, hari demi hari.
Membuat kehidupan ini lebih bermakna, berarti memulainya dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas dan terarah.
Tujuan yang sudah tertata dengan baik pun harus dilakoni dengan tepat.
Llin tidak akan menjadi sebuah lilin, jika tidak dinyalakan dn diletakkan di tempat yang gelap. Garam tidak akan menjadi garam jika tidak mengasinkan yang hambar. Kapal tidak berfungsi sebagai kapal jika hanya berlabuh di dermaga.
Kita tidak dapat memastikan apa yang bakal terjadi pada waktu mendatang. Namun kita dapat memilih dan memastikan tujuan hidup saat ini. Mulai dari tujuan hidup spiritual, sosial, fisik, mental, ekonomi dan keluarga yang bisa dirancang sungguh-sungguh hingga menjadi satu roda kehidupan yang dinamis.
Orang dengan tujuan hidup jelas akan memiliki perspektif yang lurus dan benar, ketika ia menjalaninya.
“Tidak ada orang yang tersesat di jalan yang lurus,” tulis Abraham Lincoln, seorang pemimpin legendaris.
Alhamdulillah. Terima kasih. Sepak bola, dalam hal ini ucapan pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan telah membuka ruang renungan.
Saya merenung. Kita merenung -boleh juga bertanya. Selanjutnya perenungan itu akan mewujudkan konfirmasi baru dalam hidup, bahwa hari ini adalah hari pertama dari sisa hidup kita.
Seperti Marselino Ferdinan, santai namun percaya diri, memperlihatkan sisi berbeda dari kegembiraan atas ucapannya: selalu menyertakan Tuhan setiap hari dan selalu berdoa kepada Tuhan (*)