22 April 2025

Get In Touch

Percepat Vaksinasi PMK, Plt Gubernur Jatim Minta Peternak Kooperatif

Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meninjau peternakan di Desa/Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Rabu (6/7/2022).
Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meninjau peternakan di Desa/Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Rabu (6/7/2022).

PASURUAN  (Lenteratoday) – Untuk mengejar target realisasi vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan tertak sebelum Hari Raya Idul Adha mendetang, Plt Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, menghimbau para peternak untuk kooperatif melaksanakan vaksinasi. Dia juga mengharapkan supaya peternak melapor jika ada hewan yang terindikasi terinveksi PMK.

Emil menyebutkan bahwa saat ini vaksinasi PMK di Jatim sudah mencapai 67% dari total 364.000 dosis vaksin yang diberikan. Dia menandaskan perkembangan vaksinasi ini sudah cukup cepat, mengingat pada dua hari sebelumnya baru mencapai angka 51%.

"Ini artinya kerja dari temen-temen vaksinator ini sangat cepat, sangat gigih. Kita yakin secara gradual akan bisa tercapai target vaksinasi ini," katanya saat meninjau peternakan di Kelompok Ternak Anjasmoro di Kabupaten Pasuruan, Rabu (6/7/2022).

Lebih lanjut dia menandaskan, percepatan vaksinasi PMK ini membutuhkan kerjasaman dari para peternak. Bahkan sebelumnya sempat mendapatkan kabar ada peternak yang enggan hewan ternaknya divaksin.  Terkait dengan hal itu, Emil mengaku mengerti betul ketakutan para peternak. Mengingat masyarakat biasanya akan mencap buruk perternakan bila ada hewan yang terkena PMK. Dengan begitu, nilai jual hewan akan merosot turun.

"Ini sebenarnya sama betul seperti saat kita menghadapi virus Corona. Tapi kami membutuhkan sinergitas peternak agar lebih kooperatif. Supaya mereka sedini mungkin menginformasikan kalau ada ternak terdampak. Jangan berpikir nanti malah rugi kalau lapor, takut sapinya dicap sebagai sapi sakit dan harganya makin murah. Nggak nolong juga," ujarnya.

Dia juga mengharapkan peternak untuk tidak menunda vaksinasi, terlebih lagi menunggu sapi sakit terlebih dulu. Sebab, jika sudah sakit maka yang rugi adalah peternak sendiri. Selain itu, pengakit tersebut juga bisa merebak ke tempat lain dan menularkan ke hewan hewan ternak lainnya.

“Tidak ada untungnya menyembunyikan situasi atau kondisi atau gejala dari sapi karena kalau dilaporkan, paramedis hewan pasti berusaha menyembuhkan dan membantu," terang Emil.

Sementara terkait dengan  format bantuan dari pemerintah terhadap peternak yang terdampak PMK, Emil menjelaskan bahwa sampai saat ini format tersebut masih digodok lebih lanjut oleh pemerintah pusat. Nantinya, Pemerintah Provinsi akan mengikuti apa yang ditetapkan pemerintah pusat. Sedangkan untuk sementara ini, Pemprov Jatim dan pemerintah Kabupaten/Kota akan berusaha semaksimal mungkin mengurangi masalah yang ada.

"Format penanganan dan terkait hewan yang meninggal ini sedang digodok oleh pusat. Untuk saat ini, kami melalui Dinas Peternakan akan berkoordinasi  dan melibatkan jejaring dunia usaha yang memperoleh susunya dari sini. Kalau semua pihak mau peduli, Insya Allah pemulihan ini akan baik," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Emil juga meminta pada para peternak agar tidak mudah melepas ternak sakit dengan harga yang sangat murah. Karena selain dapat diupayakan kesembuhannya, harga-harga yang ditawarkan juga tidak masuk akal.

"Lebih baik ditunggu, diusahakan. Kalau ditawar Rp 2 juta, jangan dilepas. Karena harga ini tidak pas. Kasihan sekali ini. Kami tidak berharap ternak ini mati dan akhirnya membuat peternak merugi, tapi ayo, kondisi ini jangan dibuat lebih berat lagi untuk para peternak," pesannya.

Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak memberikan bantuan pada kelompok peternak sapi di Desa/Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

Dalam kesempatan tersebut, Emil juga memberikan bantuan sarana pendukung dan obat-obatan PMK bagi Kelompok Peternak Anjasmoro. Yakni berupa disinfektan, analgesik, antihistamine (prodryl), antibiotik (amoxy 15% LA), vitamin (fertilizer), injectamin, spuit 10 cc (isi 100/box). Tak hanya itu, ia juga memberikan 30 paket sembako.

Sementara itu, Mulyono, anggota kelompok peternak sapi Anjasmoro, Desa Tutur, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, mengaku dua dari 15 sapinya sudah meninggal akibat serangkan PMK. Semantara 13 sapi lainnya masih dalam proses penyembuhan dari PMK. “Penularannya sangat cepat, bermula dari satu ekor sapi langsung menyerang ke sapi lainnya,” ceritanya.

Dia juga mengharapkan uluran tangan dari pemerintah untuk membantu peternak yang terdampak PMK. Mulai dari sapi sapi yang mati, kemudian juga bantuan penanganan terhadap sapi yang terinveksi PMK. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.