
Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh bupati dan walikota supaya mengerakkan seluruh lurah dan kepala desa supaya bisa menyiapkan ruang observasi atau ruang isolasi di desa atau kelurahan masing masing.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gelombang pemudik yang diprediksi akan berdatangan masuk ke Jawa Timur jelang bulan suci Ramadhan dan juga lebaran Idul Fitri.
“Syukur bisa didesanya, sukur lagi bisa RW, RT, makin dekat dengan rumah mereka, maka suasanaitu bisa makin terbangun kekeluargaan. Karena meskipun mereka dengan jarak yangaman 2-3 meter, mereka bisa bertemu dengan keluarga mereka,” katanya.
Khofifah mengatakan permintaan pada bupati dan wali kota ini dilakukan saat rapat koordinasi virtual dengan jajaran Forkopimda Jatim dan Forkopimda Kabupaten Kota Se Jawa Timur, Kamis (9/4/2020).
“Pada saat 10 hari yang lalu, Pak Bupati Lamongan menyampaikan ke kami pemudik dari Jakarta yang sudah masuk Lamongan masih sekitar seribu. Tapi tadi disampaikan kira-kira yang dari Jabodetabek saja sudah sekitar 10 ribu, belum daerah yang lain,” tegas Gubernur Khofifah.
Oleh sebab itu, mantan Menteri Sosial ini menekankan bahwa penyediaan sarana observasi di tingkatpaling bawah harus segera dimaksimalkan oleh pemda setempat. Menurutnya dengandiobservasi dalam layanan yang ada di masing-masing desa, perantau yang pulangkampung juga tidak berat karena masih bisa bertemu dengan keluarga dengan jarakaman.
“Maka salah satu yang kita koordinasikan tadi adalahkesiapan masing-masing Kabupaten Kota di Jatim agar menyediakan layananobservasi atau isolasi mandiri minimal 14 hari bagi yang sekarang mulaikedatangan pemudik,” tegasnya.
Dia menjelaskan bahwa hari ini ada 30% atau 2527 desa yangmemiliki ruang observasi di masing masing desa. Untuk itu, dia mengharapkan pada desa dan kelurahan lain yang belummempunya ruang observasi atau isolasi agar cepat menyediakan.
“Hal hal seperti ini ahrus menjadi bagian dari kewaspadandan kesiapsiagaan bersama, karena sangat mungkin masih ada yang akan datang keJatim, apakah dari PMI atau warga negara Indonesia yang memang akan kembali, misalnyadi Malaysia lockdown dan mereka ingin kembali,” tandasnya.
Kemudian, lanjutnya, dia juga melakukan koordinasi mungkinada yang pulang dari Dumai atau dari Kepri. Sebab pada rapat dikoordinasikan padapekan lalu saat rapat koordinasi dimpimpin Menter Koordinator Kemaritiman daninvestasi untuk bisa dilakukan koordinasi dimana titik-titik mereka kembali kekampung halaman masing masing.
Lebih lanjut ditegaskan Gubernur Khofifah, penyediaanlayanan observasi mandiri ini menjadi penting sebab saat ini saja,terdeteksi lebih lima puluh ribu pemudik dari luar daerah yang sudahmasuk ke Jatim. (ufi)