20 April 2025

Get In Touch

Pernikahan Dini di Semarang Masih Tinggi, Ini Langkah DP3A

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki, saat ditemui di acara peringatan hari anak nasional di SD Kristen Gergaji.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki, saat ditemui di acara peringatan hari anak nasional di SD Kristen Gergaji.

SEMARANG (Lenteratoday) - Kabar buruk tentang tingginya kasus pernikahan dini di Kota Semarang sempat menarik perhatian publik. Pasalnya, di tahun 2022 ini, jumlah kasus pernikahan dini di Kota Semarang sudah lebih dari 80 kasus.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan upaya pencegahan terjadinya pernikahan dini.

“Sudah, sudah dilakukan, kita kerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat yang ada ya,” kata Ulfi saat ditemui di acara peringatan Hari Anak Nasional di SD Kristen Gergaji (19/8/2022).

Bekerjasama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Kota Semarang, Ulfi berpesan agar seluruh masyarakat dapat turut serta mencegah terjadinya perkawinan anak.

“O ya kita juga kerjasama dengan Diknas kan ada ekstra untuk pembekalan masalah tersebut, jadi kerjasama dengan diknas,” lanjut Ulfi.

Disamping itu, bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang, DP3A berupaya untuk memberikan edukasi kepada para peserta didik mengenai risiko dari pernikahan dini. Melalui edukasi tersebut, diharapkan peserta didik dapat memahami risiko dari pernikahan dini dan memilih untuk menghindarinya.

Adapun mengenai target dari upaya ini, Ulfi berharap Kota Semarang zero pernikahan dini. “Ya memang tidak banyak sekali sih tidak, tapi kan kita itu kan mencoba untuk zero ya, mencoba untuk mencegah lah, jangan sampai kawin dini ini bisa terjadi,” ujarnya.

Tak lupa, Ulfi juga menyampaikan bahwa upaya pencegahan ini merupakan bagian dari menyukseskan program Indonesia Emas Tahun 2045 untuk menciptakan generasi bangsa yang gemilang. Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam menyukseskannya yakni dengan mengurangi angka pernikahan dini.

“Kita kan punya program Indonesia Emas itu Tahun 2045 ya. Kita berusaha generasi yang sekarang ini kan, sampai dengan 2045 ini dengan sukses,” tutup Ulfi. (*)

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.