
MALANG (Lenteratoday) - Kepala Dinas Kesehatan kota Malang, dr. Husnul Muarif, menyatakan ada 79 pasien terpapar Covid-19 per 23 Agustus.
"Sampai saat ini data terakhir menunjukkan 8 pasien dalam perawatan di rumah sakit. Ini juga karena mereka ada komorbid. Kemudian ada yang isolasi mandiri di rumah sebanyak 71 orang. Jadi total pasien Covid yang terlaporkan di kota Malang sebanyak 79 per 23 Agustus 2022. Semua pasien rata-rata berusia 25 sampai 40 tahun," ujar Husnul Muarif, ditemui usai menghadiri launching E-JKN Cekat dan penandatanganan MoU dengan Universitas, Selasa (23/8/2022).
Lebih lanjut, Husnul menyatakan penambahan kasus Covid-19 di kota Malang tersebut setelah dilakukan screening di faskes. Selain itu juga karena kesadaran dari pasien sendiri terhadap gejala Covid-19.
“Kalau kasusnya terdeteksi dari screening, jadi misalnya ada yang datang dari luar kota ke kota Malang. Kemudian ketika dilakukan screening di faskes ternyata terpapar Covid. Yang kedua diketahui atas kesadaran mereka sendiri, jadi pasien ada yang merasa tidak enak badan, kemudian periksa dan selanjutnya dinyatakan positif,” imbuhnya.
Disinggung mengenai banyaknya pelajar di kota Malang yang jatuh sakit akibat flu, batuk, pilek, dan demam, Husnul menjelaskan bahwa kemungkinan karena perubahan musim dan cuaca ekstrem. Dia menandaskan akan melakukan pemeriksaan ke Puskesmas untuk mengetahui pasti penyebab warga malang, khususnya anak-anak jatuh sakit belakangan ini.
"Saya belum cek ke Puskesmas, nanti kalau kami sudah cek ke masing-masing Puskesmas dan memang ada penyebab tertentu, baru akan kita update. Tapi untuk sementara ini penyebab utamanya kemungkinan besar memang dari cuaca yang ekstrem dan perubahan musim," jelasnya.
Dia menegaskan banyak warga kota Malang yang jatuh sakit saat ini bukan dikarenakan demam berdarah (DBD). Sebab menurutnya, demam berdarah sudah melalui masa peak pada Juni kemarin, namun dinkes masih tetap melakukan sosialisasi pada masyarakat.
"Kalau demam berdarah saat ini sudah tidak ada kasus, hanya di awal tahun dari bulan Januari sampai April itu luncaknya demam berdarah. Juni kemarin ini bisa dikatakan peaknya sudah lewat. Tapi sekalipun peaknya sudah lewat, teman-teman dinkes tetap mengedukasi masyarakat," pungkasnya.
Kasus DBD di kota Malang sampai Juni kemarin terdata 400, dengan pasien meninggal sebanyak 7 orang. Husnul menyebut bahwa kasus terjangkit dan meninggal karena DBD di tahun 2022 lebih kecil dibanding tahun 2021. (*)
Reporter : Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi