
SEMARANG (Lenteratoday) - Perekonomian di Jawa Tengah mulai bangkit kembali setelah angka Covid-19 mereda. Beberapa sektor usaha sudah kembali menyerap tenaga kerja pasca adanya gelombang PHK. Hal tersebut turut berpengaruh pada menurunnya tingkat pengangguran di Jawa Tengah sebesar 2,1% di Tahun 2022 ini.
Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah, Masduqi, menyampaikan terkait penurunan tingkat pengangguran di Jateng.
"Jawa tengah 2022 ini Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)nya Alhamdulillah menurun, yang tadinya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2021 di angka 59,6%, di Februari 2022 menjadi 57,5%," katanya saat ditemui di Kantornya (22/9/2022).
Adapun jumlah penduduk yang bekerja per Februari 2022 sebanyak 19,57 juta. Tenaga kerja tersebut tersebar di sejumlah sektor perekonomian.
"Terbesar ada di sektor pertanian dengan jumlah 28,5%. Kemudian Industri pengolahan 20,03%, kemudian sektor industri perdagangan besar dan eceran itu 17,19%, itu tiga besar," jelasnya.
Berdasarkan klasifikasi sektor formal dan informal, terdapat pergeseran yang cukup signifikan. Pada sektor formal, terdapat peningkatan sebesar 0,82% dari 38,19% pada Februari 2021 menjadi 38,97% di Februari 2022. Sebaliknya, pada sektor informal justru mengalami penurunan sebesar 0,78% dari semula 61,81% menjadi 61,03%.
Berkaitan dengan tingkat pendidikan pengangguran di Jawa Tengah, Masduqi menyampaikan bahwa pengangguran masih didominasi oleh lulusan SD, SLTP, dan SLTA.
"Untuk tingkat kelulusan di Jawa Tengah itu masih ada di SD, SMP, dan SMA. Problem kita memang disitu untuk menghadapi bonus demokrasi 2030 memang sektor pendidikan sebagian besar lebih dari 60% masih di SD, SMP, dan SMA," katanya.
Mengatasi masalah tersebut, Disnakertrans Jateng menyediakan berbagai pelatihan yang dapat diakses oleh masyarakat di 35 BLK (Balai Latihan Kerja) yang tersebar di wilayah Jateng. (*)
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi