
MALANG (Lenteratoday) – Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian jadi penyebab utama banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Stadion Kanjuruhan, pasca pertandingan Arema FC VS Persebaya. Dikutip langsung dari sebuah utas salah satu supporter yang ada pada saat kejadian, aparat mulai menembakkan gas air mata ke arah tribun hingga menimbulkan kepanikan.
“Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif. Puluhan gas air mata ditembakkan hingga timbul paniknya para supporter, terutama di tribun 10. Mereka berlarian menuju pintu keluar dan berdesakan hebat disana,” tulis akun twitter RezqiWahyu_05 dalam salah satu utas yang menjelaskan tentang kronologis kejadian, Minggu (2/10/2022).
Sebelumnya, akun dengan panggilan LIBRA_12 tersebut menceritakan awal kejadian yakni adanya 1 orang supporter yang masuk ke lapangan untuk memberikan kritikan kepada salah satu pemain yakni Sergio Silva. Kemudian disusul oleh beberapa supporter yang turut bergabung ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaannya.
“Sampai ada lempar-lemparan, akhirnya oleh pihak berwajib para pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti. Setelah pemain masuk, kondisi semakin ricuh, supporter tidak terkendali. Inilah yang membuat aparat menembakkan banyak gas air mata,” jelasnya.
Meskipun dipicu oleh supporter, Rezqi mengatakan bahwa tindakan aparat sangat kejam dan tidak etis ketika mengamankan para supporter.
“Saya lihat supporter dipukul dengan tongkat panjang. Satu supporter dihantam tameng, dikeroyok aparat lainnya. Perlakuannya sangat kejam dan sadis,” ungkapnya.
Akhirnya, para korban berjatuhan akibat sesak berjubel dalam pintu keluar, dan sesak di dalam tribun akibat gas air mata.
“Kondisi di luar stadion sangat mencekam. Banyak supporter yang bergelimpangan. Tangisan dan teriakan supporter wanita menjadi hal terseram dalam sejarah hidup saya,” pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati