
MALANG (Lenteratoday) – Tangis pilu keluarga korban meninggal pecah di lorong menuju kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA). Terbaru, relawan memberikan update mengenai identitas dalam bentuk foto wajah korban untuk dapat dikenali oleh keluarga masing-masing.
“Yunia usia 19 tahun, putri saya berangkat 2 orang sama temannya, perempuan juga. Saya sudah ke Wava Husada, Rumah Sakit Turen, Panggung, Gondang legi, terus kesini. Belum ketemu, mudah-mudahan di sini. Soalnya ini yang terakhir saya mencari,” ujar Maeri, ibu salah satu supporter Aremania asal Ngajum, Kepanjen, yang sampai saat ini belum ditemukan dan diketahui keadaannya, Minggu (2/10/2022).
Maeri menjelaskan dirinya sudah terlebih dahulu meninjau kemungkinan keberadaan sang putri di RS Wava, Kepanjen.
“Di Wava itu ada banyak sekali mayat, saya cek satu-satu. Di rumah sakitnya saya buka resletingnya (kantung mayat) Saya mencari anak saya, saya mau ketemu. Hidup atau sudah meninggal, saya mau lihat kondisi anak saya. Saya mau lihat raganya, saya ikhlas kalau memang sudah meninggal. Sempat dikirimi foto tapi itu bukan mayat anak saya. Saya yakin bukan itu, makanya saya cari di sini (RSSA),” ungkap Maeri menahan air matanya.
Keluarga korban lain yang menangis melihat fakta bahwa 2 anaknya telah meninggal
Kesedihan Maeri bermula saat suaminya melihat informasi dari telepon selulernya. Segera ia menghubungi sang putri, Yunia, namun tak kunjung ada kabar. Ditambah, ia mengetahui fakta bahwa seorang teman yang berangkat bersama putrinya dikonfirmasi telah meninggal dunia.
“Taunya tadi dikasih tahu sama bapaknya anak-anak, ada berita di hp nya. Temannya anak saya sudah meninggal, sudah dikonfirmasi fotonya. Anak saya yang belum ditemukan,” pilunya.
Jerit tangis kembali terdengar saat relawan meneriakkan nama salah satu korban meninggal. Orang tua Muhammad Akbar, siswa kelas 3 SMP asal Gondanglegi, Kabupaten Malang, mengaku tidak menyangka anaknya yang berpamitan menonton klub bola idolanya, berakhir dengan ditemukan fotonya diantara foto jenazah lain.
Mencari sanak keluarga d antara foto para korban.
“Cak, wes ketemu arek e. Foto e persis, cak. Anak ku wes ketemu,” (Mas, sudah ketemu anaknya. Fotonya persis, mas. Anak ku sudah ditemukan) ungkap Ibu Akbar, saat menghubungi sanak keluarganya untuk mengabarkan bahwa jenazah sang putra sudah diketahui.
Di sisi lain, Bagyo, salah satu tenaga ahli BPBD Kabupaten Malang menjelaskan bahwa saat ini ada 17 korban meninggal yang dievakuasi dari RS Wava Husada.
“Tadi keluarganya ada yang masih kacau, ada yang ke Kanjuruhan, ada yang ke RSSA ini. Jadi kita bawa kesini untuk mengurangi penumpukan di Wava. Saat ini kami sedang melakukan identifikasi sesuai dengan SOP yang ada. Nanti kalau tidak ada keluarga yang mengenali, akan kami berikan hasil sidik jari dan sebagainya,”
Sebagai informasi, sampai saat pihak RSSA dan RS Kanjuruhan masih menerima terkait dengan pelaporan orang hilang, apabila terdapat warga yang masih belum menemukan anggota keluarganya yang hilang.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati