Sesuai Raperda, Walikota dan TACH Ingin Petakan Bangunan Kuno di Surabaya Secara Tematik

SURABAYA (Lenteratoday) - Pertemuan dan diskusi Eri Cahyadi bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), Rabu (12/10). Menghasilkan poin tambahan yang akan dimasukkan ke dalam Raperda Bangunan Cagar Budaya. Kata Walikota, bangunan kuno yang ada di Kota Surabaya tidak bisa asal disebut sebagai bangunan cagar budaya.
“Harus ada filosofi dan ceritanya. Sehingga nanti dibuatkan cerita di depan bangunan itu,vMisal, di suatu kawasan mayoritas terdapat bangunan kuno dengan keunikan arsitektur, maka ditonjolkan arsitekturnya. Ketika di wilayah lain ada bangunan yang berkaitan dengan perjuangan, maka akan disesuaikan itu.” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali Kota Eri Cahyadi juga ingin di dalam raperda tersebut disebutkan, bangunan kuno yang ada di Kota Surabaya dikategorikan secara tematik. Tujuannya untuk mempermudah pelestarian bangunan kuno yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Selain itu, wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu juga menyebutkan, ke depannya kawasan wisata heritage juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi untuk anak - anak yang duduk di bangku SD dan SMP.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, Retno Hastijanti mengatakan, pertemuan tersebut untuk menyesuaikan Raperda tentang Cagar Budaya dengan Undang - undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Retno menerangkan, raperda sebelumnya disesuaikan dengan UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya yang hanya sebatas penyelamatan bangunan cagar budaya.
“Nah, sedangkan di UU yang baru Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya itu nyawanya lebih ke pengelolaan. Jadi nanti bangunan cagar budaya yang ada di Kota Surabaya itu akan lebih mudah pengelolaannya,” kata Retno.
Selain itu, di UU yang baru itu juga tidak ada lagi kategori bangunan cagar budaya kelas A, B dan C. Namun, disesuaikan dengan tingkatan, yakni Lokal di skala Kota/Kabupaten, Regional skala Provinsi dan Nasional. "Jadi nanti itu ada golongan utama, madya dan pratama,” paparnya.
Retno juga menyampaikan pesan Cak Eri Cahyadi, dalam pelestarian bagunan cagar budaya Pemkot Surabaya harus melibat komunitas dan stakeholder.
“Jadi Pak Wali ingin bangunan cagar budaya itu bukan hanya dikelola oleh pemkot, masyarakat dan stakeholder serta komunitas juga dilibatkan. Sehingga perencanaan dan implementasinya bisa nyambung dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Reporter : Miranti Nadya | Editor : Endang Pergiwati