20 April 2025

Get In Touch

Banyak Siswi Terindikasi Anemia, DPRD Kota Semarang Wajibkan Minum Tablet Tambah Darah Per Minggu

Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Aswagati.
Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Aswagati.

SEMARANG (Lenteratoday) - Komisi D DPRD Kota Semarang bersama Puskesmas Gunungpati melakukan screening terhadap 868 siswa SMP. Hasilnya, 102 siswi mengalami gejala anemia atau kurang darah. Menanggapi hal tersebut, DPRD Kota Semarang merintis program wajib meminum tablet tambah darah.

Rencananya, setiap satu minggu sekali di hari tertentu, seluruh siswi SMP di Kota Semarang diberikan tablet tambah darah. Tablet tersebut harus langsung diminum saat berada di sekolah.

Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Aswagati, menyampaikan bahwa ia akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk menyukseskan wacana tersebut.

"Nah, karena terbilang tinggi, akhirnya kita, DPRD mengajak kerjasama dengan Disdik untuk mengumpulkan para kepala sekolah di Semarang, dan DKK (Dinas Kesehatan Kota) untuk suply tablet tambah darah ke puskesmas, nah nanti puskesmas akan menyuplai ke sekolahan," ungkapnya saat ditemui di Hotel Ibis beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, kampanye pencegahan anemia pada anak telah digaungkan. Namun, pada implementasinya belum maksimal lantaran masih minimnya pemahaman masyarakat akan gejala dan juga dampak dari anemia.

Oleh karenanya, Komisi D mengupayakan kelanjutan program dengan menggandeng sekolah-sekolah. Menurutnya, di bawah pengawasan guru, dapat memastikan para peserta didik betul-betul mengonsumsi obat.

"Karena sebelumnya sudah ada kampanye, konsumsi tablet tambah darah, tapi hanya sekedar diberikan, jadi siswi juga males, terus banyak dari mereka hanya disimpan saja, tidak dikonsumsi, kan sayang obatnya," katanya.

Adanya program wajib minum tablet penambah darah memiliki efek jangka panjang dalam mencegah stunting. Sehingga, sangatlah penting untuk diperhatikan oleh remaja perempuan yang nantinya akan melahirkan generasi penerus bangsa.

"Konsumsi tablet tambah itu sangat penting, karena efeknya itu untuk jangka panjang, apalagi untuk perempuan. Contohnya, kasus yang kini sedang mencuat yaitu kasus stunting, itukan juga bukan semata-mata karena pola makan yang tidak baik, tapi juga bisa dipengaruhi oleh si ibu yang mungkin darahnya kurang, gizinya buruk, melahirkan diusia muda, dan masih banyak faktor lainya," ungkapnya.

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.