20 April 2025

Get In Touch

Hapus PR Sekolah SD, Wali Kota Surabaya Imbau Orangtua Tetap Bimbing Siswa

Kunjungan walikota Surabaya Eri Cahyadi ke Sekolah
Kunjungan walikota Surabaya Eri Cahyadi ke Sekolah

SURABAYA (Lenteratoday) -Penghapusan kebijakan Pekerjaan Rumah (PR) untuk siswa SD dan SMP negeri maupun swasta di Surabaya sempat menjadi pro kontra bagi sebagian orangtua siswa.

Wali Kota Eri Cahyadi tak menampik jika ada yang khawatir dengan kebijakan pembebasan PR tersebut. Namun, ia menilai bahwa pro dan kontra tersebut merupakan hal yang wajar.

"Sebetulnya orangtua belum memahami kalau PR itu (tetap) ada tetapi diganti dengan PR untuk pembentukan karakter di sekolah. Berarti orangtua harus sadar betul, ketika anaknya di sekolah mendapatkan pendidikan, ada PR setelah itu diselesaikan di sekolah," Ungkap Eri beberapa waktu yang lalu.

Sebab, menurutnya, para orangtua panik dan khawatir jika pembebasan PR akan berdampak buruk kepada anak-anak dan membuat mereka lebih suka bermain.

"Maka orangtua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa nanti,” terang dia.

Kebijakan pembebasan PR tersebut, bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak terbebani PR, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.

"Karakter anak akan terbentuk nanti, karena anak butuh kasih sayang orangtua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orangtua," pungkasnya.

Salah satu orangtua bernama Dwi P, asal Tegalsari mengungkapkan bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah cukup efektif untuk memangkas materi yang terlalu banyak bagi siswa. Ia mengaku bahwa dua putrinya yang duduk di bangku Sekolah Dasar ini, ia lebih setuju jika pendidikan karakter ditingkatkan melalui ekstrakulikuler.

"Saya sangat setuju jika pembebasan PR ini bertujuan demi meningkatkan kecerdasan sosialisasi siswa. Saya kira selama ini siswa terbebani dengan banyak PR disetiap pelajarannya," ungkap ibu dua anak ini, Rabu (8/11/2022).

Ia juga mengaku sempat tidak setuju dengan penghapusan PR, karena takut jika putrinya tidak belajar lagi ketika pulang sekolah. Tetapi setelah mendengar soal pendidikan karakter ia menilai jika langkah ini patut dilakukan.

"Awalnya saya tidak setuju, takut nanti anak saya males-malesan kalau pulang sekolah. Tapi kalau pelajarannya ditambah dengan ekstra seperti yang di bilang pak wali itu bagus juga. sehingga nanti anak-anak tak hanya belajar materi, tetapi juga belajar hal lain seperti menari, melukis dan lain-lain," tambah Dwi.

Reporter: Miranti Nadya|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.