
ISTANBUL (Lenteratoday) -Menteri Dalam Negeri Turkiye menuduh militan Kurdi di Suriah utara bertanggung jawab atas ledakan bom di Istanbul tepat saat jalur pejalan kaki populer Istiklal Avenue dipadati banyak pengunjung selama akhir pekan.
Menurut dia, seorang tersangka telah ditangkap, sedangkan 21 lainnya ditahan sebelumnya.
Dilansir dari Guardian pada Senin (14/11/2022), total delapan orang tewas dan 79 lainnya luka-luka setelah insiden tersebut.
Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan bahwa seorang wanita duduk di bangku di sana selama 45 menit, dan ledakan itu terjadi beberapa saat setelah dia pergi.
Menteri Dalam Negeri Turkiye Suleyman Soylu mengatakan pada Senin (14/11/2022) pagi bahwa serangan itu direncanakan di sebuah kota mayoritas Kurdi di Suriah utara.
Dia menyalahkan militan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Unit Pertahanan Rakyat (YPG) atas serangan tersebut.
“Penilaian kami adalah bahwa perintah untuk serangan teror mematikan datang dari Ayn al-Arab di Suriah utara, di mana PKK/YPG memiliki markas besarnya di Suriah,” katanya.
Sementara militan Kurdi dan penyerang yang terkait dengan ISIS disalahkan atas serangan di Istanbul tengah di masa lalu, sejauh ini serangan akhir pekan kemarin belum secara resmi diklaim oleh kelompok mana pun.
"Dukungan" terhadap teror
Ankara, Washington, dan Uni Eropa melabeli PKK sebagai kelompok teroris, yang berasal dari pemberontakan selama puluhan tahun, yang menuntut pemerintahan sendiri Kurdi di tenggara Turkiye.
YPG berhubungan dengan PKK, tetapi merupakan bagian dari Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS yang memerangi militan ISIS di Suriah utara.
Kepala komunikasi kepresidenan Fahrettin Altun menyinggung dampak potensial pada hubungan AS-Turkiye, karena Ankara tidak senang dengan dukungan AS terhadap kelompok Kurdi di Suriah utara.
“Masyarakat internasional harus memperhatikan. Serangan teror terhadap warga sipil kita merupakan konsekuensi langsung dan tidak langsung dari dukungan beberapa negara terhadap kelompok teror,” katanya.
Pihaknya pun menyerukan agar negara tersebut harus segera menghentikan dukungan langsung dan tidak langsung jika mereka menginginkan persahabatan Turkiye.
PKK juga secara teratur menjadi sasaran operasi militer Turkiye di Irak utara, sedangkan Ankara juga memblokade masuknya Swedia ke NATO setelah menuduhnya memberikan keringanan hukuman terhadap kelompok tersebut.
Berbicara sesaat sebelum berangkat ke KTT G20 Selasa (15/11/2022) di Bali, Recep Tayyip Erdogan menambahkan tentang “serangan berbahaya”: “Mereka yang bertanggung jawab akan dihukum.”
Pembatasan informasi
Video yang diunggah online dari saat serangan menunjukkan orang-orang yang ketakutan berlarian dan berusaha mencari perlindungan di toko-toko terdekat saat bola api mengepul di atas kepala di kejauhan dari tengah jalan.
Pembeli yang sebelumnya berjalan-jalan di bawah sinar matahari sore saling mencengkeram ketakutan sebelum berbalik untuk melarikan diri (*)
Sumber: Kompas|Editor: Arifin BH