
SEMARANG (Lenteratoday) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah mengandalkan strategi dialog langsung bersama masyarakat dalam menangani konflik sosial. Menurutnya, hal tersebut efektif dalam menerapkan asas keterbukaan pihak-pihak yang terlibat konflik.
Kepala Kesbangpol Jateng, Haerudin, menyampaikan bahwa dialog langsung dapat menciptakan kedekatan sendiri bagi pemerintah dan masyarakat berkonflik. Selain itu, juga memberikan masukan kepada masyarakat dari berbagai sudut pandang.
"Kita melakukan pendekatan kepada masyarakat, merangkulnya, membantu kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jadi, strateginya memang pendekatan langsung kepada masyarakat," katanya saat diwawancarai melalui telepon, Rabu (16/11/2022).
Salah satu konflik yang berhasil diselesaikan melalui dialog langsung yakni konflik masyarakat Desa Wadas. Sebelumnya, masyarakat menolak proyek pembangunan Bandungan Bener, namun saat ini konflik perlahan mulai mereda.
"Alhamdulillah hari ini Wadas berangsur bisa diselesaikan dan sampai hari ini kondisinya kondusif. Kemarin ada kunjungan komisi 3 DPR RI dan memuji Pak Ganjar karena Pemprov bisa menangani persoalan konflik di Wadas," ujarnya.
Di samping itu, juga dijumpai konflik lain di daerah lain, seperti proyek nasional revitalisasi Rawa Pening dan pembangunan Bendungan Jragung. Keduanya berhasil diselesaikan dengan komunikasi yang intens antara pemprov dan masyarakat terdampak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan apabila konflik harus dimitigasi sejak dini. Menurutnya, semakin cepat konflik ditangani dan dideteksi, maka semakin pula risiko yang dihadapi.
"Maka harus dimitigasi, dideteksi awal karena konflik bagaikan letupan kecil yang kalau dibiarkan akan membesar. Kalau segera dimatikan dan ditangani, Insyaallah tidak ada terjadi," lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa konflik akan selalu muncul dalam dinamika hidup bermasyarakat. Namun, bukan berarti konflik harus dihindari, melainkan harus dikelola dengan baik. (*)
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi