
MALANG (Lenteratoday) – Terdapat 4 jembatan besar di Kota Malang yang akan menjadi prioritas perbaikan infrastruktur, pada tahun 2023 mendatang, namun masih menunggu hasil Perubahan Anggaran Keuangnan (PAK) 2023 mendatang.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto menjelaskan selain pemeliharaan jembatan yang berada di pemukiman warga. Pihaknya akan fokus pada perbaikan pembangunan 4 jembatan besar, yang saat ini sedang menunggu Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Di tahun depan selain pemeliharaan jembatan di pemukiman. Kita ada 4 jembatan besar saat ini dilakukan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK),” ungkap Kepala DPUPRPKP, Dandung Djulharjanto, saat dihubungi melalui sambungan seluler, Jum’at (18/11/2022).
Dandung selanjutnya menjelaskan bahwa telah melakukan desain teknis bangunan, baik terkait spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, untuk 3 jembatan besar. Yakni Jembatan Jaksa Agung Suprapto, jembatan Majapahit, dan jembatan Brawijaya.
“Kita lakukan Detail Engineering Design (DED) untuk 3 jembatan besar di Kota Malang. Yaitu jembatan Jaksa Agung (Jagung) Suprapto, kemudian jembatan Majapahit, dan jembatan Brawijaya (Splindid). Ketiga jembatan ini akan kami lakukan penguatan. Terutama struktur dibawahnya atau di pondasinya,” ujarnya.
Sementara itu, untuk 1 jembatan lain, Dandung menyebut pihaknya akan melakukan revitalisasi pada jembatan Kahuripan. “Kemudian ada jembatan Kahuripan, ini nanti yang akan kita lakukan revitalisasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dandung menyampaikan, untuk revitalisasi jembatan Kahuripan. Pihaknya mengaku akan segera dilakukan revitalisasi. Sebab menurutnya jembatan Kahuripan tersebut tergolong rawan, dikarenakan struktur bangunan yang sudah sangat lama.
“Kita revitalisasi itu jembatan Kahuripan yang ada di dekat Masjid Ahmad Yani. Strukturnya kita benahi. Karena yang bawah itu kan rawan sekali. Sudah lama itu. Nanti akan kita revitalisasi. Kalau 3 jembatan yang lain kita tunggu DED yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB). Itu masih proses karena masih baru PAK. Untuk fisiknya kita lakukan di tahun depan. Anggarannya harus lihat dulu,” jelasnya.
Yang jelas, ia menuturkan bahwa dari 3 jembatan tersebut harus terdapat unsur penguatan. Sehingga apabila hasil DED menunjukkan perlunya revitalisasi, sambungnya, maka harus dilakukan revitalisasi.
Disisi lain, ketika disinggung mengenai perbaikan Jembatan Soekarno-Hatta yang berada di Jl. Soekarno Hatta No.7A, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Dandung menyatakan bahwa jembatan tersebut merupakan wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Namun karena warga Kota Malang turut melintasi area tersebut, Dandung mengaku akan memberikan usulan untuk disampaikan kepada pihak Pemprov Jatim.
“Karena itu kan memang milik provinsi. Tapi aksesnya kan juga kebanyakan digunakan untuk warga Kota Malang juga. Ada pastinya nanti masukan, tapi kalau itu kita belum bisa berkomentar. Karena kan belum melihat kondisi fisiknya, kontruksi bawahnya itu seperti apa. Paling nanti kita lihat bawahnya dulu, kemudian usul ke Provinsi untuk secara teknis diperbaiki,” tandasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi