Minimalisir Kemacetan, Pemkot Malang Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Kayutangan Heritage

MALANG (Lenteratoday) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) tengah berupaya menyiapkan rekayasa lalu lintas satu arah di Kawasan Kayutangan Heritage. Hal itu untuk meminimalisir kemacetan di kawasan tersebut.
Dalam arahannya, Wali Kota Malang, Sutiaji meminta agar segera dilakukan percepatan rekayasa lalu lintas. Mengingat semakin banyaknya kunjungan di Kayutangan yang berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas.
“Saya mengintruksikan segera ada rekayasa. Makanya tadi saya sampaikan kasus di kota Malang. Bagaimana harus menjaga kelancaran transportasi. Seminim mungkin agar Malang ini tidak macet. Walaupun semakin hari orang bertambah, kendaraannya juga bertambah,” tegas Wali Kota Malang, Sutiaji, ditemui usai memberikan arahan pada Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ), Senin (12/12/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menjelaskan rekayasa satu arah tersebut merupakan skenario terbaik untuk mengatasi kemacetan dari arus kendaraan di salah satu destinasi wisata Kota Malang, yakni Kayutangan Heritage.
“Bahwa muncul yang namanya skenario yang menurut kami adalah yang terbaik. Kami berharap juga dari perubahan rekayasa lalin ini memberikan dampak signifikan. Baik secara fisik dan sosiokultural,” ungkap Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra.
Widjaja mengaku, pengkajian mengenai wilayah sekitar Kayutangan telah dilakukan oleh Pemkot Malang sejak tahun 2019. Maka, seiring dengan penataan koridor Kayutangan zona 1, 2, dan 3 yang telah usai. Serta dicanangkannya Kayutangan sebagai destinasi wisata baru di Kota Malang.
Disebutkannya bahwa hal-hal tersebut dapat menambah kepadatan kendaraan di kawasan Kayutangan. Sehingga penting baginya untuk menerapkan lalu lintas satu arah, dalam mengatasi kemacetan.
“Sekitar Kayutangan itu sudah dilakukan kajian sejak tahun 2019. Dalam perjalanan itu sudah dilakukan review terus menerus dengan ahlinya. Seiring penataan koridor 1, 2, 3 sudah selesai, ditambah lagi dengan semakin tingginya kunjungan ke Kayutangan. Sehingga membuat tingginya arus lalin dan parkir di sekitarnya,” jelasnya.

Walhasil, Widjaja menuturkan setelah dilakukannya koordinasi dengan akademisi. Didapatkan hasil dari rencana penerapan satu arah di Kayutangan Heritage. Hal tersebut dijelaskan oleh Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB), sekaligus pakar transportasi, Hendi Bowoputro.
Menurut Hendi, satu arah akan dimulai sepanjang ruas Jl. Jendral Basuki Rahmat dari arah utara (PLN) menuju selatan (Rajabali). Kemudian sepanjang ruas Jl. Jendral Basuki Rahmat, dari arah selatan (Toko Oen) menuju utara (Rajabali). Selanjutnya dari arah Jl. Semeru (sisi timur), dari arah timur (Rajabali) menuju barat sampai ke Pizza Hut, Jl. Bromo.
“Sekarang dari arah utara ke selatan sampai Rajabali, dan dari selatan ke utara sampai Rajabali juga. Jadi ketemu di Rajabali, nanti belok kanan, Semeru dan Kahuripan satu arah. Jadi dibagi disitu. Supaya muternya gak jauh,” jelasnya.
Hendi mengaku, dengan diterapkannya satu arah di tahun 2023 mendatang. Tidak dipungkiri masih dimungkinkan adanya kemacetan. Terlebih di Jl. Bromo. Namun, ia memastikan bahwa arus lalu lintas nantinya tidak akan separah saat ini, yang artinya dapat disebut padat merayap.
“Jadi sudah kami hitung, kalau secara normatif itu tidak ada masalah. Cuma yang di Jalan Bromo itu akan terjadi kalau padet, ya padet merayap. Karena gak ada simpang, jadi semua mengalir,” urainya.
Lebih lanjut, Hendi menyebutkan rekayasa selanjutnya yakni dengan menghilangkan median jalan dan menghilangkan 3 titik lampu merah. Diantaranya yakni lampu merah PLN Kota Malang, Rajabali, dan Alun-alun Merdeka.
“Jadi kita menghilangkan 3 lampu merah. Lampu merah di PLN, Rajabali, sama di alun-alun. Alun-alun nanti kita balik arahnya. Depan Masjid Jami' itu arahnya ke utara. Namanya alun-alun kan harusnya muter lalinnya,” tegasnya.
Di akhir, ketika disinggung mengenai crowded yang akan ditimbulkan akibat penerapan satu arah di Kayutangan. Hendi meyakinkan bahwa penerapan satu arah justru akan menghasilkan keuntungan, sebab tidak akan terjadi kemacetan yang menimbulkan titik jenuh, di Kota Malang.
“Malang ini kalau kita lihat, yang kebanyakan bermasalah itu di simpang-simpangan. Sehingga, kalau dibuat 1 arah, itu sebenarnya menguntungkan. Karena tidak ada lagi konflik. Sehingga relatif lancar, kita rasakan saja nanti,” tandasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi