
KEDIRI (Lenteratoday) -Pemkot Kediri melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengadakan Sosialisasi Air Limbah di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Selasa (13/12/2022). Hal ini sebagai upaya membuka wawasan masyarakat tentang dampak pencemaran air limbah domestik.
Dalam sambutan saat membuka acara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ferry Djatmiko mengatakan seiring perkembangan kota maka jumlah penduduk akan bertambah, apalagi posisi Kota Kediri yang nantinya dekat dengan bandara dan exit tol. Hal ini diprediksi akan menarik arus urbanisasi dan meningkatkan potensi penambahan air limbah rumah tangga.
Ferry menuturkan tahun 2019 lalu, Kota Kediri sudah mendeklarasikan bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Untuk mendukung hal tersebut bahkan sudah dibangun pula Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri juga melakukan monitoring ke beberapa tempat yang berpotensi ditemukan pencemaran lingkungan. Namun di beberapa kelurahan masih ditemukan permasalahan seperti pembuangan air limbah di saluran air maupun sungai.
“Dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, pada 2021 Kota Kediri sudah dinyatakan menjadi kota yang bebas buang air sembarangan. Ini patut kita pertahankan dan tingkatkan, jadi kalau ada tetangga yang belum membangun jamban bertangki septictank bisa diingatkan agar tidak mencemari lingkungan,” ajaknya.
Kegiatan tersebut beragendakan pemaparan yang disampaikan Eddy S. Soedjono, pakar sanitasi air dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari lurah dan para kader jumantik se-Kota Kediri.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Endang Kartika Sari mengatakan salah satu yang menjadi tugas PUPR selain sanitasi dan air minum adalah penyediaan sarana air minum dan pembersihan saluran air se-Kota Kediri. Dengan kegiatan sosialisasi tersebut diharapkan bisa membuka wawasan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Saat kami membersihkan saluran air di Kota Kediri, kami masih menemukan permasalahan seperti pipa dari saluran pembuangan rumah tangga yang dialirkan ke drainase. Ke depan jangan lagi ditemukan lagi buang air besar terselubung, maksudnya klosetnya di dalam rumah, tapi pipa pembuangan langsung ke sungai atau ada juga langsung ke drainase,” imbuhnya (*)
Reporter: Gatot Sunarko|Arifin BH