
SURABAYA (Lenteratoday) - Seiring dengan kasus Covid-19 di Cina yang sedang melonjak, pemerintah Cina membatasi penerbangan dari dan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni, mengungkap bagaimana aktivitas penerbangan Indonesia dari dan menuju Cina. Dia mengatakan bahwa untuk penerbangan sebenarnya Cina sendiri memang sudah melakukan pembatasan.
“Jadi kami ikut kebijakan mereka, kalaupun mereka membatasi satu airlines ke satu kota,” ujar dia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, dikutip dari tempo.co Selasa (27/12/2022).
Saat ini, Kristi menuturkan Cina membatasi hanya 15 frekuensi penerbangan per pekan dari Indonesia. Dengan demikian, memang pemerintah Cina sendiri yang membatasi negaranya untuk tidak terlalu banyak diakses oleh negara lain.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga merespons kondisi Covid-19 di negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu. Jokowi mengaku tak terlalu khawatir dengan meningkatnya angka Covid-19 yang tengah melonjak di Cina. Menurut Jokowi, saat ini angka penularan Covid-19 di Indonesia justru sedang menurun.
"Kasus konfirmasi harian kita sudah turun di bawah 1.000," kata Jokowi di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, dikutip dari tempo.co Senin (26/12/2022).
Jokowi menyebut sudah memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk membuat kajian dan sero survei mengenai imunitas masyarakat. Jika angkanya mencapai 90 persen, Jokowi mengaku tak khawatir dengan kenaikan kasus Covid-19 di negara tetangga atau Cina sekali pun.
"Asal nanti sero survei kita sudah di atas 90 (persen), ya kita artinya imunitas kita sudah baik. Ada apa pun dari mana pun ya nggak ada masalah," kata Jokowi.
Meski begitu, Jokowi tetap meminta Kementerian Kesehatan menyelesaikan kajiannya. Ia ingin mengetahui penyebab kasus Covid-19 di Indonesia menurun.
"(Kasus Covid-19 turun) karena apa, itu yang harus dilihat, dikaji di situ, apakah karena imunitas sudah baik? Atau karena virusnya sudah tidak senang dengan Indonesia, macam-macam. Tempat lain, negara lain. Ya itu jadi tunggu kajian dari Kementerian Kesehatan, dari para pakar epidemiolog semuanya agar memutuskannya nanti benar," kata Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Epidemologis Cina Wu Zunyou mengatakan Cina saat ini berada di urutan pertama dari gelombang ketiga Covid-19 pada musim dingin ini. Jumlah kasus Covid-19 diprediksi mengalami lonjakan lagi menyusul tradisi pulang kampung dalam perayaan Imlek yang akan jatuh pada bulan depan.
Sejak 7 Desember 2022, belum ada kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan. Kenaikan kasus Covid-19 di Cina bersamaan dengan dilonggarkannya sejumlah aturan Covid-19 menyusul protes dari masyarakat. Cina telah menjadi salah satu negara yang sangat ketat memberlakukan aturan Covid-19 dengan menargetkan nol kasus virus corona.
Di antara aturan Covid-19 yang diakhiri adalah tidak ada lagi tes massal Covid-19. Cina melaporkan per 17 Desember 2022, ada sekitar 2.097 kasus baru Covid-19. Namun angka itu diragukan apakah itu mencakup jumlah yang sebenarnya.
Di Beijing Cina, penyebaran varian baru Covid-19 Omicron menyebar lewat pengiriman makanan hingga parsel. Sejumlah rumah duka dan krematorium di penjuru Beijing terseok-seok memenuhi permintaan terlebih adanya kekurangan pegawai karena mereka jatuh sakit. (*)
Reporter : Lutfi/tempo | Editor : Lutfiyu Handi