20 April 2025

Get In Touch

Polisi Brasil Berhasil Kuasai Istana Kepresidenan

Kepolisian Brasil merebut kembali kendali Istana Kepresidenan, Kongres, dan MA yang sempat diduduki demonstran. Mereka juga menahan 200 pedemo. (AFP/Evaristo Sa)
Kepolisian Brasil merebut kembali kendali Istana Kepresidenan, Kongres, dan MA yang sempat diduduki demonstran. Mereka juga menahan 200 pedemo. (AFP/Evaristo Sa)

BRASIL (Lenteratoday) - Sekitar 200 pendemo pro-eks presiden Jair Bolsonaro sempat menduduki Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil. Namun, pihak kepolisian setempat berhasil merebut kembali tiga tempat strategis tersebut.

Para pendemo ini menolak pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva sebagai presiden Brasil pada 1 Januari lalu. Lula menang tipis dalam pemilu putaran kedua atas pesaingnya Bolsonaro.

Tak terima akan kekalahan tipis itu, para pengunjuk rasa menggelar aksi dengan menyerbu tiga institusi penting di Brasil. Mereka menduduki ketiga gedung itu dan menghancurkan sejumlah fasilitas di dalamnya.

Sejumlah video yang tersebar di berbagai jejaring sosial menunjukkan para demonstran menjebol pintu dan jendela gedung, kemudian merusak ruangan-ruangan di dalamnya.

Menteri Kehakiman Brasil, Flavio Dino, mengumumkan bahwa kepolisian militer Brasil sudah berhasil mengambil alih kendali di ketiga institusi di Brasilia itu pada Minggu (8/1/2023) malam.

The New York Times melaporkan bahwa dalam keterangan resmi itu, Dino juga menyatakan aparat membekuk sekitar 200 orang yang terlibat dalam serangan ke istana presiden. Selain itu, Dino juga membeberkan bahwa pihak berwenang mengidentifikasi sekitar 40 bus yang membawa para demonstran itu ke Brasilia.

Lebih jauh, Dino menegaskan aparat akan memburu para pihak yang membiayai perjalanan para demonstran tersebut.

Sebagaimana dilansir Reuters, para demonstran pendukung Bolsonaro sempat menduduki tiga institusi penting di Brasilia itu untuk memprotes hasil pemilihan umum pada Oktober 2022 lalu.

Di tengah kekacauan ini, Lula meneken dekrit intervensi federal di Brasilia. Dekrit ini memberi kekuasaan khusus pada pemerintah untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.

"Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para vandal tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal," ucap Lula, seperti dikutip AFP. (*)

Berbagai Sumber | Edito : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.