20 April 2025

Get In Touch

Pasca Kerusuhan Dua Perguruan Silat, Mas Dhito Hadirkan Trauma Healing

Warga Desa Wonorejo menjalani truma healing di balai desa setempat.
Warga Desa Wonorejo menjalani truma healing di balai desa setempat.

KEDIRI (Lenteratoday) - Meski sudah berlangsung seminggu lalu, Warga Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri masih dihantui rasa trauma pasca kerusuhan antar-dua perguruan silat yang terjadi di wilayah mereka pada 5 Januari 2023 lalu.

Menyikapi kondisi ini, Bupati Hanindhito Himawan Pramana memberikan pendampingan trauma healing kepada warga yang belum bisa melupakan kejadian tersebut. Setidaknya terdapat puluhan warga yang masih mengalami trauma dikumpulkan di Balai Desa Wonorejo.

Dalam pendampingan trauma healing ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kediri menggandeng kalangan akademisi dari program studi psikologi Islam, IAIN Kediri.

"Kejadian kerusuhan kemarin memang banyak warga yang mengalami trauma, mulai tingkat ringan sampai berat. Hari ini warga yang menyaksikan kerusuhan itu dihadirkan untuk mengikuti trauma healing," kata Plt Kepala Dinsos Kabupaten Kediri Dyah Saktiana, Jumat (13/1/2023).

Pendampingan trauma healing bagi warga terdampak kerusuhan, lanjut Nana, sapaan akrabnya merupakan instruksi langsung Bupati Hanindhito Himawan Pramana. Pasalnya, saat kejadian banyak warga, bahkan anak-anak yang melihat langsung kejadian kerusuhan itu.

"Mas Bupati meminta langsung dilakukan pendampingan trauma healing, supaya dapat terdeteksi mana yang trauma ringan, mana yang berat," ungkapnya.

Bagi warga yang terdeteksi mengalami trauma berat akan dilanjutkan dengan pendampingan khusus secara bertahap oleh petugas psikologis klinis. Melalui pendampingan itu diharapkan warga dapat kembali normal tanpa bayang-bayang kejadian kerusuhan yang sebelumnya dilihat.

"Pendampingan ini supaya traumanya tidak berkelanjutan, karena kalau trauma berat dan berkelanjutan bisa berbahaya, bisa menjadi ODGJ," urainya.

Pendampingan tahap pertama yang dilakukan itu khususnya untuk warga yang sudah dewasa. Sedang, untuk anak-anak pendampingan akan dilakukan di hari berbeda karena membutuhkan perlakuan berbeda.

Selain dari IAIN Kediri, pendampingan trauma healing bagi anak-anak sesuai rencana juga mendatangkan dari pekerja sosial Kementerian Sosial (Kemensos). Adapun pelaksanaan pendampingan dilakukan pada awal pekan depan."Pekerja sosial ini khusus menangani anak, nanti pekerja sosial yang mendampingi dari IAIN Kediri," ucap Nana.

Sebagaimana diketahui, kerusuhan yang terjadi Kecamatan Ngadiluwih pada dini hari itu merupakan buntut konflik antar-dua perguruan silat. Dalam kerusuhan itu, terjadi perusakan rumah, gerobak bahkan pembakaran motor.

Menyikapi kerusuhan di Kecamatan Ngadiluwih, sebelumnya Mas Dhito melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda dengan mengundang dari pengurus perguruan silat. Supaya kerusuhan semacam itu tidak terulang, dalam rapat itu Mas Dhito menyatakan akan membentuk forum kerukunan pencak silat.

Mas Dhito dalam rapat koordinasi itu membeberkan bahwa dia mendapatkan laporan langsung dari warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Dalam laporan itu, warga mengaku masih mengalami trauma.

"Saya menerima laporan sendiri dari ibu-ibu di daerah Ngadiluwih yang menyampaikan kepada saya, Mas Bupati kalau kerugian yang kami alami ini tidak seberapa tapi trauma yang kami alami menjadikan tidak bisa tidur nyenyak itu sampai hari ini masih (mereka) rasakan," ungkap Mas Dhito.

Melalui kegiatan pendampingan trauma healing, Mas Dhito berharap warga dapat kembali pulih dari efek trauma atas kejadian kerusuhan yang terjadi. Pihaknya menekankan kejadian kerusuhan semacam itu merupakan yang terakhir kali di Kabupaten Kediri. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.