
BATU (Lenteratoday) -Kota Batu sebagai salah satu dari 8 daerah di Jawa Timur yang tercatat mengalami kasus peningkatan campak. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mengaku, sampai dengan pekan terakhir di bulan Januari 2023 ini, tidak terdapat adanya laporan kasus baru terkait wabah campak dan rubella (MR).
Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari menuturkan di tahun 2022, memang terdapat laporan kasus campak dan rubella. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Batu, Susan Indahwati.
“Jumlah 4 kasus terjadi di bulan Januari 2022. Di Desa Punten ada 3 kasus rubella. Satu, anak usia 7 tahun, kemudian 15 tahun dan 45 tahun. Terus yang di Bulukerto itu ada 1 kasus campak, usia 46 tahun. Tahun ini, sampai dengan hari ini kosong. Artinya tidak ada penambahan kasus ataupun laporan adanya kasus,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Batu, Susan Indahwati, saat dikonfirmasi, Selasa (24/1/2023).
Susan menambahkan, guna memutus rantai penularan adanya kasus tersebut, terlebih kepada anak-anak di Kota Batu. Pemerintah Kota (Pemkot) Batu telah melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) terhadap balita dengan usia 1 sampai 5 tahun, di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji.
“Untuk penanganan kasus sudah dilakukan dengan ORI. Jadi itu imunisasi yang berguna untuk membentuk kekebalan tubuh pada balita usia 1 sampai 5 tahun di Desa Punten. Karena kan wilayah tersebut ada kasus rubella yang paling banyak, yakni 3 kasus,” serunya.
Lebih lanjut, terkait dengan wabah yang penularannya dapat melalui media droplet serta udara ini, Susan menyebutkan bahwa imunisasi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak/rubella.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat yang mempunyai balita, untuk segera mendapatkan imunisasi campak dan rubella di Fasilitas Pelayana Kesehatan (Fasyankes) terdekat.
“Masyarakat yang mempunyai Balita di wajibkan untuk mendapatkan imunisasi MR. Dengan usia balita 9 bulan, 18 bulan dan untuk anak usia kelas 1 SD. Kemudian hendaknya masyarakat juga lebih waspada dan memahami tanda serta gejala campak/rubella. Terlebih bila ada keluhan segera periksa ke fasyankes terdekat,” paparnya.
Susan juga menyebutkan bahwa di tahun 2022, ketercapaian vaksinasi campak rubella di masyarakat Kota Batu telah mencapai 93,01 persen.
Sebagai informasi, gejala awal campak yang akan dialami oleh penderita. Diantaranya yakni, demam tinggi, dan terdapat bercak kemerahan pada kulit, kemudian disertai batuk atau pilek. Pada fase selanjutnya, penderita akan mengalami mata merah, terjadi ruam merah-merah di bagian tubuh yang umumnya menjalar berawal dari belakang telinga. Sedangkan pada fase terakhir, gejala terlihat dari ruam yang merembet ke bagian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH