21 April 2025

Get In Touch

Banjir Manado: Satu Orang Meninggal, Prajurit TNI Kodam XIII/Merdeka Evakuasi Korban

Prajurit TNI Kodam XIII/Merdeka menggunakan perahu LCR dalam melakukan evakuasi korban banjir di Manado, Sulut, Jumat (27/1/2023) -Ant
Prajurit TNI Kodam XIII/Merdeka menggunakan perahu LCR dalam melakukan evakuasi korban banjir di Manado, Sulut, Jumat (27/1/2023) -Ant

MANADO (Lenteratoday) -Prajurit Kodam XIII/Merdeka yang tergabung dalam Tim Terpadu Bencana Alam tanggap dan segera turun ke lokasi bencana untuk mengevakuasi korban banjir di wilayah Komo Dalam, Dendengan Luar, Kecamatan Senang Kota Manado, Jumat (27/1/2023).

Dalam mengevakuasi korban banjir, tim dilengkapi dengan perahu LCR.

Pangdam XIII/Merdeka TNI Mayjen TNI Denny Tuejeh mengatakan dirinya menginstruksikan kepada seluruh prajurit dan PNS jajaran Kodam XIII/Merdeka untuk selalu waspada mengingat Sulut merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi bencana dengan resiko menengah hingga tinggi.

Sehingga kemungkinan terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrim cukup besar.

“Untuk itu perlu dilakukan upaya kesiapsiagaan potensi bencana untuk menghadapi cuaca ekstrem seperti musim hujan dengan intensitas tinggi,” katanya.

Kodam XIII/Merdeka telah menyiagakan personel tanggap bencana sebagai langkah antisipatif menghadapi kondisi darurat. dalam rangka membantu upaya penanggulangan bencana alam

Fasilitas pendukung dalam rangka darurat bencana juga telah disiapkan antara lain peralatan dapur umum, posyandu, posko, penampungan sementara dan fasilitas pendukung lainnya yang tersebar di seluruh satuan Kodam XIII/Merdeka, terutama yang berlokasi di wilayah kota Manado dan sekitarnya,” katanya.

Sementara dalam evakuasi, prioritas penyelamatan utama adalah lansia dan bayi.

Salah satunya adalah Oma Hamida Djama yang sudah berusia 73 tahun, Reyhan Modanggu, bayi berusia 27 hari serta Arshaka Abian Usman yang berusia 1 bulan.

Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Jumat pagi menyebabkan banjir hingga longsor di berbagai tempat di Kota Manado.

Satu orang meninggal

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa bencana banjir dan tanah longsor yang pada Jumat pagi terjadi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, telah menyebabkan satu orang meninggal.

​​​​"Satu warga meninggal dunia dan puluhan keluarga terdampak," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengenai dampak banjir dan tanah longsor di Manado.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB, Abdul mengatakan bahwa hujan lebat menyebabkan air Sungai Tondano meluap dan membanjiri daerah di sekitarnya.

Menurut data BNPB, banjir menyebabkan permukiman warga tergenang setinggi 80 cm hingga tiga meter di bagian wilayah Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil di Kota Manado.

"Titik-titik longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea, dan Tuminting," kata Abdul.

Dia mengatakan bahwa hingga Jumat siang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain melakukan upaya penanganan darurat di daerah yang terdampak banjir, termasuk mengevakuasi warga yang kebanjiran serta mendata dampak bencana dan kebutuhan warga terdampak.

"Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun pihak BPBD belum memerinci tingkat dampak, kerusakan," katanya.

Menurut dia, warga yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini sangat memerlukan bantuan matras, selimut, pakaian, perlengkapan keluarga, dan makanan siap saji.

Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bagian wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi.

Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea, dan Tumiting termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah kategori menengah, sedangkan Bunaken termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Menurut inaRISK, ada tujuh kecamatan di wilayah Kota Manado yang teridentifikasi memiliki potensi tanah longsor kategori sedang hingga tinggi.

Selain itu, Kota Manado diprakirakan menghadapi hujan pada Jumat hingga Sabtu (28/1). Oleh karena itu, BNPB menyarankan pemerintah dan warga kota siap siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi basah.

Warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit diimbau bersiap melakukan evakuasi mandiri apabila wilayahnya diguyur hujan lebat dalam waktu lama (*)

Sumber: Antara|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.