
MALANG (Lenteratoday) -Memasuki di hari ketujuh, Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengaku belum menemukan korban hanyut, bocah laki-laki berusia 3,5 tahun (ARP) warga di Perumahan Permata Regency, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
On Scene Coordinator (OSC) atau Koordinator lapangan Basarnas, Ainul Mahdin mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan pencarian di hari ketujuh ini. Mengingat SOP dari Basarnas bahwa maksimal pencarian adalah selama 7 hari.
“Hari ini kita berusaha semaksimal mungkin, semoga di hari ketujuh ini ada titik terang untuk ditemukan. Memang intruksi dari Basarnas sendiri untuk pencarian dimaksimalkan sampai hari ke tujuh,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Ainul ini, ditemui di posko pencarian, Balai Desa Ngijo, Selasa (28/2/2023) pagi.
Ainul menambahkan, apabila sampai sore hari korban ARP tidak kunjung ditemukan. Maka pihaknya akan melakukan evaluasi bersama dengan keluarga korban, perangkat desa setempat, serta instansi terkait, mengenai rencana lanjutan yang akan dilakukan dalam upaya pencarian tersebut.
“Nanti sore kalau tidak ditemukan titik terang, kita adakan evaluasi bersama keluarga, perangkat desa setempat, dan juga instansi terkait untuk rencana lanjutnya seperti apa. Mungkin kita lanjutkan dengan cara pemantauan melalui jalur komunikasi, semisal kalau memang ada tanda-tanda lagi, kita bisa buka pencarian dan penyelamatan (SAR) lagi,” jelasnya.
Sementara itu, dalam pencarian hari ke tujuh ini, Ainul menyebutkan terdapat kurang lebih 36 personel yang dikerahkan dan terbagi kedalam 5 search and rescue unit (SRU). Adapun 5 SRU tersebut dibagi untuk menyisir secara manual dan menggunakan perahu karet LRC di beberapa titik yang dicurigai.
“Hari ini kurang lebih 36 personel. SRU pertama dari jembatan GPA, itu kita susur manual, sampai di jembatan Kepuharjo. Lanjut di SRU dua, dari jembatan Kepuharjo sampai di Depo (Karanglo), itu juga penyisiran manual. Karena kan gak bisa pakai rafting, jadinya kita susur manual,” urainya.
Sedangkan untuk SRU tiga, empat, dan lima, pencarian dilakukan dengan menggunakan perahu rafting dan perahu karet atau LRC. Mulai dari Tanjung, hingga Sengguruh di Kepanjen.
“Lanjut di SRU tiga, disusur dengan rafting dari Tanjung sampai Kalisari (Wendit) menggunakan perahu rafting. SRU empat, itu penyisiran mulai dari Warung Pagi sampai di Dam Blobo. Kemudian SRU lima dari jembatan Sengguruh sampai di Senggreng menggunakan perahu LCR,” terang Ainul.
Diakhir, Ainul mengaku bahwa dalam upaya pencarian ini, terdapat beberapa kesulitan yang dijumpai. Diantaranya yakni debit arus sungai yang deras, kemudian banyaknya pusaran air di dalam sungai, hingga banyaknya tumpukan sampah di sungai.
“Ada ditemukan bau anyir, tapi kemungkinan hal tersebut adalah sampah atau bangkai hewan. Untuk kesulitan, yang pertama memang debit arus yang sangat deras. Dan juga ada banyak pusaran air di sekitaran sungai, banyak medan terjal, dan juga banyak sampah di sekitar sungai,” pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH