Dihadapan Kemenko PMK, Bupati Jember Paparkan Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

JEMBER (Lenteratoday) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Timur secara daring pada Rabu (1/3/2023).
Pelaksanaan roadshow kali ini diikuti oleh Kabupaten Jember serta beberapa kabupaten di Jawa Timur wilayah Tapalkuda mulai dari Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan 16 Kab/Kota lainnya.
Secara langsung Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto., ST., IPU memaparkan hasil dari kegiatan percepatan yang dipimpin langsung oleh bupati dengan membentuk tim bernama Satgas J-PENTING AKSI (Jember Pusat Edukasi Stunting, AKI, AKB dan Kemiskinan Ekstrem).
Dihadapan hadirin melalui kanal zoom di Pendopo Wahyawibawagraha didampingi Forkopimda, Kepala OPD terkait dan sejumlah undangan Bupati Hendy menyapa Menteri Koordinator Pembangunan Bidang Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy dan seluruh jajaran pimpinan.
Lanjutnya, bupati menjabarkan bahwasannya permasalahan stunting, AKI, AKB dan kemiskinan ekstrem adalah masalah bersama. Oleh karenanya, Pemkab Jember berinovasi membentuk Satgas J-PENTING AKSI.
Dalam hal ini, J-PENTING AKSI sebagai ikhtiar Pemkab Jember untuk menjadikan jember sebagai pusat edukasi penurunan stunting,AKI,AKB, dan kemiskinan ekstrem.
"Terdapat dua gerakan dalam program ini yakni edukasi stunting, AKI, AKB, pernikahan dini dan kemiskinan ekstrem melalui Kader posyandu, sekolah, Tim Pendamping Keluarga dengan komunikasi perubahan perilaku dan promosi kesehatan," ungkap Bupati Hendy.
"Kedua, yaitu eksekusi stunting, AKI, AKB, pernikahan dini dan kemiskinan ekstrem memakai strategi collaborative governance melalui Gemar Jelita (Gerakan Masyarakat Jember Peduli Ibu dan Balita)
Adapun langkah kongkrit yang telah di realisasikan Pemkab Jember adalah:
- Tim Satgas telah memiliki 184 alat ukur standar dan pada Tahun 2023 telah dianggarkan 40 unit.
- Pelatihan kepada 1 org kader per posyandu di 50 puskesmas pada Tahun 2021.
- Memberikan pelatihan teknis posyandu untuk 600 kader di Tahun 2023
- Berkolaborasi dengan 17 OPD di lingkup Pemkab Jember
- Refocusing anggaran untuk layanan kesehatan, gizi keluarga, dan edukasi.
Mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Jember, Bupati memaparkan berdasarkan Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwasannya pada Tahun 2021 menunjukkan angka 10,41 persen dan turun menjadi 9,39 persen di Tahun 2022. Artinya, terjadi penurunan dari 2 digit ke 1 digit (24.360 jiwa).
Sedangkan, untuk kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jember menurut Susenas BPS menunjukkan jumlah persen penduduk miskin ekstrem di Kabupaten Jember pada Tahun 2021 sebanyak 41.090 jiwa (1, 66% turun menjadi 26.790 jiwa (1, 08%) di Tahun 2022. Artinya, terjadi penurunan sejumlah 14.300 jiwa.
Diakhir paparannya, Bupati berharap kegiatan ini bisa rutin digelar 2-3 kali setiap bulannya. Ia juga meminta agar kementerian mendukung dalam sarana prasarana alat ukur antropometri sejumlah 2792 unit agar memenuhi standar dalam pengukuran agar bisa digunakan oleh kader posyandu. (mok*)
Editor: widyawati