20 April 2025

Get In Touch

Tambah Ruang Isolasi hingga Asrama Observasi, Bukti Kerja Keras Pemkot Surabaya Tekan Covid-19

Tambah Ruang Isolasi hingga Asrama Observasi, Bukti Kerja Keras Pemkot Surabaya Tekan Covid-19

Surabaya- Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam upaya menekan persebaran pandemi Covid-19 seperti tak ada habisnya. Selain getol melaksanakan rapid test massal di sejumlah wilayah, pemkot juga menjalin kerjasama dengan rumah sakit swasta untuk penambahan kapasitas bed di ruang isolasi. Penambahan kapasitas bed di ruang isolasi ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas.

Langkah konkret yangdilakukan Pemkot Surabaya itu rupanya juga diimbangi dengan dukungan dari duarumah sakit swasta di Kota Pahlawan. Dua rumah sakit rujukan itu adalah RSHusada Utama dan RS Siloam Hospitals Surabaya.

Wali Kota Surabaya TriRismaharini mengatakan, bahwa pemkot telah menjalin kerjasama dengan RS HusadaUtama dalam menyiapkan tambahan untuk kapasitas bed di ruang isolasiperawatan pasien Covid-19. Menariknya, ruang pertemuan di rumah sakit itudirombak menjadi tempat untuk perawatan pasien.

"Kita maksimalkan RSHusada Utama dulu dengan 200 bed, terus ada sisa 40 bed yangbelum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 bed,"kata Wali Kota Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu (13/05/2020).

Namun demikian, rupanyaWali Kota Risma juga memikirkan alternatif lain jika nantinya kapasitas bed diruang isolasi rumah sakit itu tidak mampu menampung. Karenanya, pemkot kemudianmenjalin kerjasama dengan Asrama Haji Sukolilo dalam menyiapkan gedung untukruang observasi. "Tapi kita upayakan di rumah sakit dulu, karena kitaharus ekstra terutama tenaga medis," ujarnya.

Menurutnya, pemkot akanmemaksimalkan ruang isolasi di rumah sakit sebelum menggunakan Asrama Hajikarena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun jika diAsrama Haji, pemkot membutuhkan tenaga medis, bukan hanya perawat tapi jugadokter yang tetap stay di sana.

“Sementara di RSUDSoewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada untuk tenaga medis kewalahan. Memangada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) kemarin siap membantu untuk itu(perawatan),” terangnya.

Koordinator BidangPencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, FebriaRachmanita mengatakan, Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yangdipilih pemkot untuk alternatif perawatan. Nantinya asrama itu bakal ditempatioleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)."Totalnya berjumlah 198, yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakanuntuk asrama observasi," kata Feny sapaan lekatnya.

Tak hanya siap dalam menyediakan gedung untuk asrama observasi. Rupanya pemkot juga memikirkan sisi lain terkait perawatan warga yang akan tinggal sementara di sana. Karenanya, pemkot juga menyiapkan petugas khusus untuk merawat dan menjaga warga yang melakukan observasi di Asrama Haji. Petugas khusus itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP, perawat hingga dokter. "Selama observasi nanti mereka diawasi oleh tim dokter. Ada penjagaan khusus," ujar Feny.

Ruang tidur di Asrama Haji Sukolilo Surabaya

Kepala Unit PelaksanaTeknis (UPT) Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sugianto pun menyambut baik gagasanyang diinisiasi Pemkot Surabaya itu. Bahkan, pihaknya mendukung penuh langkahkonkret pemkot dalam upaya menekan persebaran Covid-19. "Ini sebagaibentuk dukungan kami kepada pemerintah terhadap upaya penanganan Covid-19 danini semua gratis," kata Sugianto.

Maka dari itu, pihaknyatelah menyiapkan dua gedung di Asrama Haji untuk ruang observasi warga KotaSurabaya yang berstatus Orang dalam Pemantauan (ODP). "Kami sudahmenyiapkan dua gedung yang bersebelahan tapi ada jarak pembatasnya.Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada48 kamar,” katanya.

Akan tetapi, jikanantinya kebutuhan kamar observasi di Asrama Haji dinilai kurang, pihaknyamemastikan telah menyiapkan opsi gedung lain yang berjauhan namun masih di areaasrama. “Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masihdi Asrama Haji. Kami juga dibantu Ibu wali kota terkait operasionalnya di dalamgedung ini termasuk petugas kebersihan dan keamanan,” katanya.

Menurutnya, pengawasanterhadap ODP yang menjalani observasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggalsementara di asrama observasi tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dantetap menerapkan protokol kesehatan. “Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauhdari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu merekajuga akan mendapat supply makan 3 kali sehari," terangnya.

Sugianto menekankan bahwa penggunaan Asrama Haji Sukolilo sebagai ruang oservasi tidak mengganggu pelayanan ibadah haji. Sebab penggunaan Asrama Haji untuk ruang isolasi sampai 10 Juni 2020. Jadi misalnya kalau sewaktu-waktu perjalanan haji dibuka kembali, maka asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya. “Ada batas waktu maksimal penggunaan Asrama Haji untuk karantina ini sampai tanggal 10 Juni. Tapi saya yakin mudah-mudahan tidak sampai tanggal itu,” ujarnya.

Salah satu sudut ruangan observasi di Asrama Haji Sukolilo

Akan tetapi, Sugiantomenegaskan, bahwa orang yang menjalani observasi di Asrama Haji bukanlah pasienpositif Covid-19 atau sakit. Tapi mereka adalah keluarga yang terdampak.Misalnya, dalam satu keluarga ada yang positif Covid-19. Nah, keluarga lainnyayag dinyatakan ODP itu akan menjalani observasi di selama 14 hari di AsramaHaji. Karenanya, Sugianto memastikan kepada masyarakat maupun pegawai di Asramahaji agar tidak perlu khawatir.

“Jadi yang dikirim disini (Asrama Haji) bukan orang positif Covid-19 atau sakit, tapi orang yangdiisolasi di sini adalah orang yang terdampak,” pungkasnya. (ADV)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.