21 April 2025

Get In Touch

Tim Universitas Brawijaya Perkirakan Terjadi Gerhana Matahari di Akhir Ramadhan 2023

Ilustrasi Gerhana Matahari (Dok. Tim Astrofotofrafi UB, Eka Maulana)
Ilustrasi Gerhana Matahari (Dok. Tim Astrofotofrafi UB, Eka Maulana)

MALANG (Lenteratoday) – Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (UB) memperkirakan bakal terjadi gerhana matahari pada bulan suci Ramadhan 2023. Ditengarai ada peristiwa dimana matahari dan bulan berada segaris, di bidang ekliptika yang sama pada saat menjelang 1 Syawal 1444 H mendatang.

Salah satu perwakilan tim, Eka Maulana, mengatakan, peristiwa gerhana matahari total dapat diamati di Indonesia bagian timur hingga tengah. Sedangkan gerhana matahari parsial (sebagian) dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian barat.

"Fenomena gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada tanggal 20 April 2023," ujar Eka Maulana, Rabu (22/3/2023).

Eka menambahkan, untuk wilayah Indonesia bagian barat, khususnya kota Malang, masyarakat dapat menikmati peristiwa gerhana matahari parsial tersebut mulai dari pukul 9.28 WIB hingga pukul 12.22 WIB.

"Puncak gerhana matahari terjadi pukul 10.52 WIB, dengan tingkat magnitute gerhana 67 persen. Kalau total waktu gerhananya itu selama 2 jam 55 menit," imbuh Eka.

Dengan adanya peristiwa gerhana matahari tersebut, Eka menyebutkan beberapa potensi dan fenomena yang biasanya timbul. Diantaranya yakni berpotensi dapat menyebabkan berkurangnya intensitas radiasi inframerah matahari yang jatuh ke lapisan ionosfer bumi yang notabene salah satu lapisan pelindung bumi.

Potensi tersebut dapat memunculkan fenomena menurunnya jumlah foton yang merupakan gelombang elektromagnetik yang berada diatas bumi. Akibatnya, sambung Eka, sifat dari gelombang elektromagnetik ini akan berperan sebagai media transmisi dalam pengiriman sinyal-sinyal. Seperti satelit, radio, handphone, maupun sinyal perangkat komunikasi sejenis lainnya.

"Jika perangkat-perangkat komunikasi ini tidak diatur dengan ambang batas toleransi perubahan intensitas radiasi ini maka ada peluang akan terpengaruh dalam pengiriman datanya. Perubahan radiasi ini besar kemungkinan juga dapat dirasakan oleh makhuk hidup lain yang peka terhadap perubahan intensitas gelombang elektromagnetik. Misalnya hewan melata, burung, maupun jenis tanaman tertentu," urainya.

Tim yang dikoordinatori oleh M Fauzan Edipurnomo, dan beranggotakan Eka Maulana, Waru Djuriatno, M Aswin, A A Razak, serta beberapa Pranata Laboratorium Fakultas Teknik (FT UB) ini menyarankan, agar dalam menghadapi fenomena gerhana matahari mendatang, masyarakat dapat selalu waspada terhadap segala bentuk perubahan iklim, cuaca, maupun fenomena alam lainya.

"Adanya fenomena ini adalah tanda-tanda alam dari sang Pencipta. Yang mestinya kita ambil pelajaran serta hikmahnya. Disarankan melihat gerhana matahari dengan filter matahari, sehingga tidak secara langsung radiasi sinar ini mengenai mata kita," papar Eka.

Masih menurut Eka, menanggapi awal Ramadhan yang yang diperkirakan terjadi pada hari Kamis (23/3/2023) antara metode hisab (Muhammadiyah) dan metode rukyatul hilal (Nahdlatul Ulama). Maka dijelaskannya bahwa 1 Syawal 1444 H diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu (22/3/2023).

"Sangat besar kemungkinan bulan baru tidak bisa dilihat pada hari tersebut dengan alat bantu sekalipun terlebih jika kondisi langit berawan. Sehingga 1 Syawal berpotensi jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.