07 April 2025

Get In Touch

Ancaman Virus Marburg, Pakar Sarankan Indonesia Karantina Pelaku Perjalanan dari Afrika

Ancaman Virus Marburg, Pakar Sarankan Indonesia Karantina Pelaku Perjalanan dari Afrika

JAKARTA (Lenteratoday) - Potensi kemunculan virus Marburg di Indonesia tidak bisa dikesampingkan. Terlebih, yang perlu diwaspadai adalah angka kematian mencapai 90 persen. Teranyar lima orang teridentifikasi meninggal setelah terpapar

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai pemerintah perlu menerapkan karantina pelaku perjalanan dari Afrika. "Saya menganjurkan pertama, dari para pendatang Afrika khususnya yang mengalami KLB untuk mendapatkan pemeriksaan yang ketat, dalam hal ini perlu saya kira mewajibkan adanya karantina, penting sekali setidaknya satu minggu lah, atau lima hari misalnya," terangnya dikutip Rabu (29/3/2023).

Dicky menekankan masa inkubasi atau bertahannya virus Marburg hingga muncul gejala relatif lebih lama hingga dua minggu. Selain itu, warga negara Indonesia menurutnya menghindari perjalanan tidak perlu sementara waktu ke Afrika.

Khususnya ke daerah 'hotspot' atau penyebaran virus. Imbauan tersebut baiknya dirilis secara resmi oleh kementerian dan lembaga.

"Ini untuk memastikan mereka tidak dalam fase masa inkubasi, kemudian termasuk bagi para WNI, kita yang berencana ke Afrika untuk dipesankan berhati-hati, bahkan disarankan untuk tidak ke sana," pesan Dicky.

"Kecuali hal yang sangat diplomatik ya misalnya misi diplomatik, misi bisnis dan itupun jangan ke wilayah yang sedang menjadi pusat atau epicentrum dari outbreak ini. Ini penting sekali dirilis anjurannya oleh Kemenlu bekerja sama dengan Kemenkes RI," sambung dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengaku belum ada kebijakan pengetatan pintu masuk untuk pendatang dari Afrika. Meski begitu, pemerintah bakal memperketat surveilans di manusia maupun hewan terkait kemungkinan masuknya virus Marburg.

"Belum ada pengetatan pintu masuk ya," beber dr Nadia."Tapi kita perkuat surveilans di hewan dan manusia," lanjutnya.WHO mencatat, sudah ada 29 kasus infeksi virus marburg dan 27 di antaranya meninggal dunia.(*)

Reporter:dya,rls /Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.