
MALANG (Lenteratoday) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-PKP) saat ini tengah melakukan survei untuk keperluan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pada 2 bangunan milik warga di Kelurahan Dinoyo.
“Kegiatan survei ini untuk identifikasi dan verifikasi. Apakah benar yang bersangkutan memang sudah layak atau tidak layak. Nah salah satu kriteria layak tidaknya itu, pernah atau tidak mendapatkan bantuan dari program lain terkait dengan renovasi rumah,” ujar Fasilitator Lapangan RTLH Dinas PUPR-PKP Kota Malang, Suhartono, ditemui ditengah pelaksanaan survei rumah warga, Rabu (29/3/2023).
Adapun 2 rumah warga yang disurvei yakni atas nama Jupri dan Cahyo, dimana keduanya merupakan warga RT 5 RW 5 Kelurahan Dinoyo, Kota Malang. Suhartono mengatakan, 2 nama tersebut telah muncul dalam daftar Calon Penerima Bantuan (CPB) yang termaktub dalam SK 188.45/86/35.73.112/2021 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota Malang.
“Jadi 2 nama itu sudah termaktub di situ. Ini kalau pesannya Pak Wali, bahwa untuk program Rumah Tidak Layak Huni, harus menyentuh angka kumuh. Makanya 2 nama itu harus tersentuh. Sekarang kita masih tahap verifikasi, setelah itu kita akan lakukan SK dan menentukan bahwa yang bersangkutan ini memang layak untuk menerima bantuan,” urainya.
Lebih lanjut Suhartono menjelaskan, program RTLH tersebut lebih cenderung untuk melakukan renovasi, sehingga tidak dilakukan pembedahan bangunan secara keseluruhan. Maka dengan dilakukannya survei kali ini, pihaknya ingin memastikan bagian apa saja yang perlu dilakukan renovasi nantinya.
“Di sini nanti kita (merenovasi) lebih berarah untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Misalnya kebocoran, atau kelayakan dari pada bangunan. Kesesuaian ruang. Termasuk pencahayaan dan sirkulasi udara,” ungkap Suhartono.
Disinggung terkait besaran anggaran yang akan digunakan dalam renovasi nanti. Suhartono menyebutkan nominal sebesar Rp 20 juta, dengan rincian Rp 17,5 juta digunakan untuk belanja kebutuhan material bangunan, sedangkan Rp 2,5 juta digunakan untuk upah tukang.
“Anggarannya Rp 20 juta per unit. Itu dengan komposisi 2,5 juta untuk upah dan 17,5 juta untuk material. Dan itu tidak dirupakan berupa nominal uang oleh penerima bantuan. Tapi nanti teknisnya dari rekening penerima akan langsung dibayarkan ke toko material bangunan untuk kegiatan pembangunan,” ungkapnya.
Terpisah, salah satu pemilik rumah, Jupri, mengatakan, pihaknya mengaku senang dengan adanya program renovasi tersebut. Sebab selama ini, pekerjaan sebagai tukang bakso dan pengepul rongsokan, diakuinya belum dapat memenuhi kebutuhan untuk memperbaiki kondisi huniannya.
“Ya, alhamdulillah remen (senang, red). Ini katanya tadi disurvei dulu. Kalau pengerjaannya saya manut Pemerintah, sudah diperhatikan seperti ini saja saya sudah senang,” ujar Jupri.
Hal yang sama juga diungkap oleh warga lainnya, Cahyo, yang diwakilkan oleh sang Ibu, Anik Rubiah. Anik bahkan menceritakan bahwa bagian depan rumah sang anak yang bekerja sebagai penjaga kos-kos an ini, sempat ambruk saat diterpa hujan deras beberapa hari lalu.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, sebagian rumah yang ditempati Cahyo tersebut nampak belum usai dari proses pembangunan. Anik mengatakan bahwa Cahyo tidak bisa meneruskan pembangunan rumah, sebab terkendala oleh biaya yang tidak mencukupi.
“Alhamdulillah, saya senang karena ya kondisi rumah sudah seperti ini. Ini juga dibangun tapi masih belum tuntas soalnya pakai dana pribadi dari hasil pinjaman, sudah habis. Saya terimakasih sudah diperhatikan,” jelasnya.

Terpisah, Ketua RT 5 RW 5 Kelurahan Dinoyo, Agung Kurniawan, menambahkan, rencana renovasi akan dilakukan seusai hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah mendatang. Ia juga menegaskan kembali bahwa program yang dilakukan oleh Pemkot Malang kali ini merupakan renovasi rumah, bukan untuk bedah rumah secara keseluruhan.
“Jadi survei ini nanti akan menentukan perenovasian rumah yang insyaallah akan dilakukan setelah hari raya. Ini bantuan dari program RTLH jadi konsepnya renovasi bukan bedah rumah. Respon warga pastinya senang dan merasa terbantu,” tegas Agung.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati