
SURABAYA (Lenteratoday) - Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Seorang pria pembabi buta menembak mati lima orang tetangganya termasuk seorang anak laki-laki berusia 8 tahun pada Jumat (28/4/2023) malam.
Sheriff San Jacinto County, Greg Capers, mengatakan Penembakan dilakukan pelaku dengan menggunakan senapan jenis AR-15. Dia juga mengatakan insiden ini terjadi setelah korban meminta pelaku untuk berhenti menembakkan senapan semi-otomatis di halaman depan rumahnya di Cleveland, Texas, karena membuat bayi mereka tak bisa tidur.
Deputi Sheriff bergabung dengan agen FBI masih mencari tersangka, Francisco Oropeza, 38 tahun, di kawasan hutan 18 jam setelah serangan itu. "Kami melacaknya dengan anjing, pasukan berkuda dan drone," kata Capers.
Penegak hukum telah menemukan ponsel yang ditinggalkan dan beberapa pakaian yang dibuang di area pencarian, kata Capers. Semua korban mengalami luka tembak di kepala. Polisi mengatakan kelima korban berasal dari Honduras.
Pejabat dari kantor Capers menerima telepon dari Cleveland, yang terletak sekitar 45 mil sebelah utara Houston, tentang pelecehan sekitar pukul 23:31 waktu setempat. Capers mengatakan ketika mereka sampai di tempat kejadian, mereka menemukan korban telah ditembak.
Ada 10 orang di dalam rumah saat serangan itu terjadi, kata Capers, lima di antaranya selamat. Para korban diidentifikasi sebagai Sonia Argentina Guzman, 25 tahun; Diana Velazquez Alvarado, 21; Julisa Molina Rivera, 31; Jose Jonathan Casarez, 18; dan Daniel Enrique Laso, 8. Mereka semua diyakini tinggal di rumah tersebut, tetapi bukan anggota satu keluarga, menurut FBI.
Enrique Reina, menteri luar negeri Honduras, mengatakan konsulat Honduras telah menghubungi pihak berwenang di Texas. "Kami menuntut agar hukum sepenuhnya diterapkan terhadap orang yang bertanggung jawab atas kejahatan ini," tulisnya di Twitter.
Tersangka keluar dari rumahnya pada Jumat malam dan mulai melepaskan tembakan di halaman rumahnya, saat itulah beberapa korban keluar untuk menegurnya, kata Capers.
Kedua belah pihak kemudian kembali ke rumah masing-masing. Oropeza "mengisi senjatanya, kemudian ke rumah korban dan menembaki mereka.
Sebelumnya, polisi juga sudah sempat ke rumah tersangka berdasarkan pengaduan warga. Para warga mengaku terganggu dengan kebisingan yang dibuat saat menembakkan senjatanya di halaman rumahnya. (*)
Sumber : Tempo/Reuters | Editor : Lutfiyu Handi