
SURABAYA (Lenteratoday) - Pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina pada Sabtu (29/4/2023) mengakibatkan depot bahan bakar di Sevastopol, Crimea, wilayah yang dikuasai Rusia terbakar. Pejabat Crimea pro-Rusia menduga pesawat tak berawak atau drone sebagai penyebab kebakaran di depot itu.
Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhayev, seperti dikutip dari AFP Minggu (30/4/2023) memperkirakan api itu menjalar sekitar 1.000 meter persegi. Namun, dia meminta warga untuk tetap tenang. Dia juga memastikan tidak ada yang terluka atas peristiwa tersebut.
Razvozhayev juga menekankan cadangan bahan bakar di semenanjung itu tak terdampak. Pemerintah setempat, lanjutnya, memiliki ketersediaan bahan bakar yang cukup untuk masyarakat.
Sejauh ini, Kremlin belum memberikan komentar terkait insiden tersebut. Ukraina juga tak mengklaim telah menyerang Crimea. Namun, intelijen militer memberi isyarat bahwa serangan tersebut merupakan tindakan balasan atas apa yang terjadi di Kota Uman.
Serangan ini terjadi kurang dari 24 jam usai Rusia menyerang blok perumahan khas era Soviet di Uman, Ukraina tengah. Imbas insiden itu, puluhan orang meninggal, termasuk enam anak-anak.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan melakukan segala cara agar pelaku mempertanggungjawabkan tindakannya. "Siapa pun yang menyiapkan serangan roket semacam itu pasti tahu mereka akan menjadi kaki tangan pembunuhan," kata Zelensky.
Lebih lanjut, Zelensky mengatakan Ukraina tengah mempersiapkan langkah penting untuk berkonsolidasi dengan sekutu, membentuk pengadilan khusus, dan mengalahkan Rusia sesegera mungkin. (*)
Sumber : cnnindonesia.com | Editor : Lutfiyu Handi