
MALANG (Lenteratoday) -Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah gencar merealisasikan program revitalisasi pasar. Diharapkan langkah tersebut bisa mendongkrak pendapatan retribusi pasar,
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, mengatakan, dari 26 pasar di Kota Malang, masih banyak potensi retribusi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pasar yang belum mengalami revitalisasi.
"Memang potensi kita targetnya ya di Rp 10 miliar itu. Tapi karena melihat pasar kita masih banyak yang belum dilakukan revitalisasi, masih banyak yang belum diperhatikan secara optimal. Sehingga penerimaan untuk saat ini masih sesuai yang ada," ujar Eko, saat dikonfirmasi Kamis (25/5/2023).
Eko menambahkan, saat ini, pendapatan retribusi pasar di Kota Malang masih mencapai Rp 7,2 miliar. Disebutkannya, salah satu faktor peningkatan pendapatan retribusi ialah dikarenakan penggunaan sistem E-Retribusi. Namun, hingga saat ini, hanya pasar-pasar yang telah mengalami revitalisasi yang menerapkan sistem tersebut.
"Tapi sampai dengan hari ini, dengan kondisi tersebut kami sudah bisa mencapai Rp 7,2 miliar. Yang sudah E-Retribusi itu, ya yang sudah kami revitalisasi. Makanya dengan program-program revitalisasi pasar, itu harapannya pendapatan retribusi kita juga naik," tambahnya.
Lebih lanjut, Eko juga mengaku bahwa masih terdapat pasar-pasar yang belum mengadopsi sistem E-Retribusi. Termasuk seperti Pasar Besar, Pasar Gadang, dan Pasar Blimbing, yang notabene memiliki potensi pendapatan retribusi yang tinggi, namun masih menggunakan sistem pembayaran karcis.
"Pasar Besar belum, Gadang juga belum, termasuk juga Pasar Blimbing, 3 ini kan potensi, sebenarnya. Yang paling rendah pendapatannya di pasar Embong Brantas, itu kan pasar kecil, cuma berapa ribu rupiah retribusinya," serunya.
Di sisi lain, Eko menjelaskan, melalui program revitalisasi pasar, Pemkot Malang akan memberikan berbagai fasilitas kepada masyarakat, seperti kebersihan, keamanan, dan kondisi pasar yang baik. Peningkatan kualitas pasar ini diharapkannya, mampu berbanding lurus dalam meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar dan mendukung peningkatan pendapatan retribusi.
"Karena kan dengan fasilitas yang kami berikan ke masyarakat, itu akan berdampak dan menunjang kenaikan retribusi. Jadi nanti kalau seluruh pasar sudah kita lakukan revitalisasi, nah itu saya kira (pendapatan retribusi pasar) akan lebih bagus. Karena itu kan berimbang antara pelayanan yang diberikan dan retribusi yang diterima," terang Eko.
Diakhir, Eko menekankan, retribusi pasar harus dibayarkan oleh para pedagang yang benar-benar menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Untuk itu, pengawasan terhadap penggunaan fasilitas pasar, menurutnya menjadi penting dalam menghindari potensi kebocoran pendapatan retribusi yang sementara ini kebanyakan masih menggunakan sistem karcis.
"Sebenarnya bukan kebocoran istilahnya. Jadi, misal hari Sabtu-Minggu itu orang banyak berjualan, lapak buka semua, bisa juga hari Jumat banyak yang tutup, nah itu kan gak bisa kami tarik. Karena retribusi itu kami tarik, bagi mereka yang menikmati, menggunakan fasilitas pemerintah, jadi yang buka saja," tukasnya.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati