21 April 2025

Get In Touch

Distributor Telur Kota Malang: Penyebab Kenaikan Harga Akibat Krisis Produksi dan Harga Pakan

Salah satu pedagang toko perancangan, Sri, di Pasar Mergan, Kota Malang, Sabtu (27/5/2023) (Santi/Lenteratoday)
Salah satu pedagang toko perancangan, Sri, di Pasar Mergan, Kota Malang, Sabtu (27/5/2023) (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) -Krisis produksi dan kenaikan harga pakan ternak dinilai menjadi penyebab utama di balik lonjakan harga telur saat ini.

Salah satu distributor telur di Malang, Andryawan Teguh Prakoso, menjelaskan bahwa situasi tersebut telah memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap industri peternakan dan kenaikan harga telur di pasaran.

Andryawan mengatakan, kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini, disebabkan oleh dua faktor utama.

Pertama, adanya penurunan produksi telur akibat krisis yang melanda peternakan sejak pandemi Covid-19. Menurutnya, wilayah dengan produksi telur terbesar, seperti Kota Blitar di Jawa Timur, telah mengalami banyak peternak yang terpaksa menutup usahanya. Hal ini berdampak pada pasokan telur yang menurun secara signifikan di pasaran.

"Menurut saya, perlu kita tahu untuk produsen telur terbanyak itu kan di Jawa Timur, terutama untuk penghasil telur tebanyak di Kota Blitar, karena dampak dari pandemi waktu lalu sangat signifikan ke peternak. Sehingga banyak peternak yang gulung tikar, imbasnya ke produksi telur sampai sekarang ini," ujar Awan, panggilan akrabya, Sabtu (27/5/2023).

Faktor kedua, yakni disebabkan karena kenaikan harga pakan ternak, terutama pakan konsentrat yang merupakan bahan baku utama dalam pakan ayam, telah mengalami kenaikan yang signifikan. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga mengalami penurunan, sehingga menurutnya menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telur.

Oleh sebab itu, sebagai salah satu distributor telur di Malang, Awan menyoroti pentingnya peningkatan manajemen pakan sebagai solusi untuk mengatasi kenaikan harga telur saat ini. Ia mengaku bahwa pihaknya melakukan servis yang lebih teliti dan detail dalam pengelolaan pakan, dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi yang meningkat.

"Sekitar 70 persen biaya produksi telur berasal dari pakan, efisiensi dalam penggunaan pakan menjadi kunci dalam menjaga harga telur yang kompetitif bagi konsumen," serunya.

Awan menyampaikan dalam satu hari, pihaknya dapat melakukan pengiriman telur ke wilayah Malang sebanyak 10 ikat atau sekitar 2.400 butir telur.

"Kalau satu unit yang di Malang itu satu harinya bisa 10 ikat, kalau misal biaya ada yang ngitungg sendiri. 10 ikat? Ada 8 tray, satu traynya ada 30 butir," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu konsumen yang merupakan seorang ibu rumah tangga, Sri, mengungkap keluhannya atas kenaikan harga telur yang terjadi di pasaran saat ini.

"Iya, ini harganya naik sekali, saya juga heran. Padahal juga sudah lewat lebaran, kan. Ya semoga saja bisa cepat normal harganya. Soalnya kebetulan anak saya itu sehari harus makan telur," ujar Sri, saat ditemui di Kota Malang.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.