
SURABAYA (Lenteratoday) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki melakukan kunjungan ke Gang Dolly Surabaya, dalam rangka maninjau hasil kolaborasi Sister City Surabaya dengan Liverpool, Rabu (21/6/2023).
Acara ini digelar menjelang usainya masa jabatan Owen sebagai Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, yang kemudian akan digantikan oleh Duta Besar yang baru.
Kegiatan ini dilaksanakan di Pasar Burung Dolly dengan tajuk Kolaborasi Pemerintah Kota Surabaya dengan Global Future Cities Programme Smesco "Mlaku-Mlaku Nang Dolly". Tidak hanya kunjungan, Eri bersama Teten dan Dubes juga berdiskusi mengenai evaluasi dan rencana keberlanjutan Sister City Surabaya dengan Liverpool ini.
"Dalam kolaborasi Sister City ini, ada hal nyata yang bermanfaat buat kepentingan umat. Bagaimana ada kerjasama yang akhirnya itu bisa bermanfaat untuk masyarakat," ungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat ditemui di Ruang Kerja Balai Kota Surabaya, sebelum akhirnya menuju Gang Dolly.
Menurut Teten, Dolly yang merupakan salah satu hasil kolaborasi dari Sister City Surabaya dengan Liverpool dalam program Future City ini dinilai berhasil. Keberhasilan tersebut dapat terlihat pada transformasi Gang Dolly yang dulu merupakan Sex Industry, kini menjadi Creative Industry.
"Bahkan saya melihat tadi spirit dari para pelaku di sini sudah percaya diri lah, bahwa perubahan dari sex industry ke ekonomi kreatif itu sudah kuat," ungkapnya saat ditemui setelah mengunjungi lokasi industri kreatif yang ada di Gang Dolly.
Tidak berhenti di sini, kolaborasi ini akan terus berlangsung meski dengan Duta Besar yang baru. Salah satu yang digagas Eri untuk MoU selanjutnya adalah menjadikan Gelora Bung Tomk sebagai tempat wisata. Eri menginginkan bagaimana setiap orang yang berkunjung ke Surabaya memiliki keinginan yang besar untuk berkunjung ke Stadion yang kini telah menjadi skala Internasional tersebut.
"Jadi stadion itu tidak hanya jadi tempat bermain bola. Tapi ketika orang datang ke Surabaya, seperti orang datang ke Liverpool, Madrid, Chelsea, atau MU, mereka pasti pengin masuk stadionnya dulu. Nanti di dalamnya ada mercandise dan lain-lain," jelas Eri.
Sedangkan menurut Teten, keberlanjutan Sister City ini juga akan dilakukan dengan memberikan konsep baru pada pelaku UMKM di Gang Dolly ini. Saat ditemui, ia membeberkan rencana ke depan dengan kedutaan yang baru untuk lebih memajukan industri kreatif di Gang Dolly.
"Ya aseperti ekonomi di perkotaan, kita akan dorong pastikan ke ekonomi kreatif, kuliner, produk fashion, dan lain-lain. Nah ini bagaimana kita produksinya, produk kita kurasi, kita hubungkan juga kepada marketnya, seperti tadi bagaimana bisa men-suply kebutuhan hotel-hotel yang ada di kota ini dan kota-kota lain dan mensuply kebutuhan seragam pemerintah," jelas Teten.
Selain itu, konsep baru untuk menghubungkan produsen kepada market juga dibeberkannya, yaitu dengan mendirikan koperasi. Nantinya, koperasi tersebut lah yang akan membeli produk, membimbing, mengedukasi, mengkurasi produk, memasarkan ke hotel, ke negara luar, sehingga Teten mengatakan pelaku UMKM tidak memasarkan produknya sendiri.
"Pelaku UMKM ini jangan menjual sendiri-sendiri, kasihan mereka. Jadi nanti dibeli dulu oleh koperasi. Para pelaku di sini fokus memproduksi. Membuat sepatu yg bagus, sandal yang bagus, batiknya yang bagus, sprei yang bagus, dan lain-lain. Konsepnya seperti itu," bebernya.
Di saat yang sama, Owen mengaku senang bisa melihat kenyataan hari ini, bahwa selama 4 tahun jabatannya, Gang Dolly lebih maju dan tertransformasi atas Sister City Indonesia dengan Liverpool.
"Saya berharap akan menjadi berlanjut. Karena sebagaimana saya sudah katakan, proyek ini perlu pikiran baru, ide baru, dari UMKM, dari Pemerintahan, untuk menyelesaikan transformasi Dolly," ungkapnya. (*)
Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi