20 April 2025

Get In Touch

Dukungan Parpol ke Prabowo Segera Bertambah, Pengamat: Rumitnya di Golkar dan PAN

Lima ketum parpol koalisi pemerintah menggelar pertemuan bersama Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Jaksel, Minggu (2/4/2023). Mereka adalah Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Muhamad Mardiono, dan Zulkifli Hasan (Ist)
Lima ketum parpol koalisi pemerintah menggelar pertemuan bersama Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Jaksel, Minggu (2/4/2023). Mereka adalah Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Muhamad Mardiono, dan Zulkifli Hasan (Ist)

JAKARTA (Lenteratoday) -Partai Gerindra mengeklaim akan ada partai politik (parpol) Parlemen yang memberikan dukungan ke Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024 dalam waktu dekat.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menduga, parpol itu bisa jadi Partai Golkar atau Partai Amanat Nasional (PAN).

“Saya kira kemungkinannya cuma dua, antara Golkar dan PAN,” kata Adi.

Pasalnya, dari sembilan partai politik Parlemen, hanya Golkar dan PAN yang belum menyatakan dukungan ke kandidat capres mana pun.

Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah sepakat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Kedua partai mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Sementara, PDI Perjuangan yang hendak mencapreskan Ganjar Pranowo sudah mengantongi dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Lalu, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan guna mengusung Anies Baswedan sebagai calon RI-1.

“Yang belum memutuskan pilihan politik ya hanya PAN dan Golkar,” ujar Adi.

Namun demikian, menurut Adi, dukungan partai politik ke bakal capres tak mungkin dengan tangan kosong. Dia yakin, parpol akan mengajukan syarat tertentu sebelum merapat ke suatu koalisi.

Golkar misalnya, lewat musyawarah nasional (munas) beberapa waktu lalu telah menegaskan bahwa ketua umum mereka, Airlangga Hartarto, harus menjadi capres atau calon wakil presiden (cawapres). Sementara, buat PAN, Erick Thohir merupakan cawapres harga mati.

Padahal, Gerindra telah lebih dulu berkoalisi dengan PKB di mana PKB mensyaratkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, sebagai calon RI-2.

Adi yakin, PKB enggan kehilangan kursi cawapres jika Golkar atau PAN bergabung ke koalisinya bersama Gerindra.

“Bisa Golkar atau PAN masuk, tapi PKB yang akan out kemungkinan karena PKB kan tetap harga mati mengincar posisi pendamping bagi Prabowo Subianto, khususnya Cak Imin (Muhaimin),” ujarnya.

Adi menyebut, situasi ini menjadi pilihan sulit buat Gerindra. Sebab, setiap partai punya keunggulan sendiri dan saling melengkapi.

Sebagai contoh, PKB, punya basis massa yang kuat di Jawa Timur dengan mayoritas pendukung dari kalangan Nahdliyin.

Sementara, PAN mewakili pemilih muslim perkotaan, unsur yang juga dibutuhkan oleh Gerindra.

Sedangkan Golkar jelas punya mesin politik yang solid. Terbukti, partai berlambang beringin itu mendulang suara terbesar kedua pada Pemilu 2019.

“Jadi inilah kerumitan-kerumitan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan apakah PAN ataupun Golkar yang akan bergabung dengan Prabowo,” kata Adi, mengutip Kompas, Rabu (5/7/2023).

“Karena bergabungnya Golkar ataupun PAN ini ya tentu dengan syarat yaitu menjadikan Airlangga atau Erick Thohir sebagai pendamping dan itu akan mengganggu koalisi yang sudah terbentuk, terutama PKB yang sejak awal mengincar posisi cawapres bagi Prabowo untuk Cak Imin,” tuturnya.

Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengeklaim, ada partai politik Parlemen yang bakal mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada Juli ini.

“Ada beberapa partai yang insya Allah bulan Juli ini akan bergabung dengan kita. Baik non-parlemen maupun Insya Allah parlemen,” ujar Andre pada wartawan, Minggu (2/7/2023).

Andre mengaku, partainya terus berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sampai saat ini. Komunikasi kedua partai masih berjalan dengan baik.

Namun demikian, Andre menyatakan, Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak terburu-buru untuk mengumumkan bakal calon wakil presiden.

?“Tunggu sajalah, kan masih 3,5 bulan lagi (pendaftaran bakal capres-bakal cawapres ke KPU), saya rasa itu masih cukup,” ucap dia.

??“Apalagi, Pak Prabowo dan Gus Muhaimin punya komitmen yang sama bagaimana Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini semakin kuat dengan bertambahnya partai-partai lain,” katanya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.